Lingkungan ikut membentuk perilaku. Kita percaya itu. Juga menjadi enggan mengakuinya; lingkungan lepas tangan jika seorang dari antara mereka bersalah, dan mengumumkannya sebagai tanggung jawab oknum. Itu sudah!
Sudut Negeri | Foto: Armin Bell |
Negeri Tak Punya Salah
Itu adalah pemandangan sehari-hari, sama sehari-harinya dengan seorang ayah yang menolak dibawa-bawa namanya pada perlakuan buruk anaknya.
Dalam konteks hakim dan keputusannya yang salah; bukankah sangat mungkin terjadi karena si hakim tidak mendapatkan pembinaan atau penyegaran yang cukup tentang bagaimana menjadi hakim yang baik?
Sejarah menuturkan, ada dua ekor kambing jantan yang sangat mirip. Keduanya dibawa ke halaman Bait Suci di Yerusalem pada hari Yom Kippur sebagai bagian dari Ibadat Suci pada hari itu. Imam Agung kemudian melemparkan undian atas kedua kambing itu. Salah seekor kambing dipersembahkan sebagai korban bakaran.
Yang kedua adalah kambing hitam. Imam Agung meletakkan tangannya pada kepala kambing itu dan mengakui dosa-dosa bangsa Israel. Kambing hitam itu kemudian dibawa pergi dan dilepaskan di padang gurun bersama dosa-dosa manusia.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Betapa sial menjadi kambing hitam, dan lebih sial lagi karena di negeri tempat saya berdiri, kambing-kambing hitam terlihat dalam rupa manusia. Maka demikianlah. Dengan mudah seorang pemimpin meletakan tangannya di atas kepala seorang anak buahnya dan dan memintanya membawa dosa kolektif itu ke dalam penjara.
Kemarin, di Ruteng beberapa orang PNS golongan rendah diadili atas dugaan korupsi di institusi mereka. Secara kasat mata, sangat jelas terlihat bahwa beberapa orang penting di atas mereka juga terlibat dalam penyalahgunaan keuangan negara pada proyek tersebut secara administratif. Namun, negeri ini punya pasal-pasal kompromi dan dinas itu tetap ‘bernama baik’ karena yang salah adalah oknum.
Kambing hitamnya bukan lagi yang menembak tetapi yang dibunuh. Empat orang tahanan itu (harus) dibunuh karena telah berkelahi dengan anggota pasukan khusus dan membunuhnya. Luar biasa.
Begini, para pemimpin pasukan elit itu; jangankan mengakui ini sebagai kesalahan institusi, mengakuinya sebagai kesalahan saja tidak. Kesetiaan pada korsa kata mereka–terlihat seperti sebagai pengakuan atas keberhasilan institusi.