Seri Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren sudah tiba di bagian kedelapan. Delapan itu sebelum sembilan dan setelah tujuh. Halaaah.
Ruteng, 30 Mei 2018
Yup! Sejak setahun silam, secara tidak cukup teratur, Blog Ranalino selalu menyajikan tulisan berjudul “Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren”. Judul yang kalah banyak kalau kita mau omong soal SEO dan SERP sebagai konsekuensinya.
Agak menyesal juga sebenarnya telah membuat artikel dengan judul kurang ramah SEO seperti itu. Tetapi sudah telanjur. Mau bagaimana lagi? Ganti judul? Itu sama dengan bunuh diri di mesin pencari. Bertahan saja. Siapa tahu nanti bisa membaik posisinya di search engine page result a.k.a SERP seiring bertumbuhnya pengunjung organik. Atau logikanya terbalik? Entahlah. Tapi, apa itu SERP dalam blogging? Sudah diinformasikan di bagian sebelumnya: “Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren Bagian Ketujuh”.
Mari kembali ke soal judul yang tidak ramah mesin pencari itu. Ketika memutuskan menulis serial blogging ini, yang saya bayangkan adalah lahirnya jutaan blog setiap hari. Dari angka yang fantastis tersebut, yang bertahan dan mengurus rumah maya tersebut barangkali hanya satu. Atau tidak ada sama sekali. Ada yang bikin blog dengan penuh semangat lalu mendadak hilang selera karena facebook dan instagram lebih cepat menjanjikan popularitas.
Ada blog yang hilang karena lupa password. Yup. Lupa password adalah masalah paling besar yang dialami pengguna internet di seluruh dunia. Akibat lupa password ini, ada begitu banyak akun–bukan hanya blog–yang memakai kata “lagi”, “yang benar”, “sesungguhnya”, “the real”, “real madrid versus liverpool”, #eh, pada akun pengganti. Betapa sedih. Ada yang bahkan sampai tiga atau empat kali lupa password. Muncullah akun dengan pola seperti ini: Armin Bell The Real Sesungguhnya yang Benar. Ckckckck.
Ada juga blog yang tidak dirawat karena memakai nama mantan sebagai domain. Misalnya, raisakucintaku.blogspot.co.id. Ketika Raisa memilih Hamish, blog itu hilang meninggalkan amis #eh. Atau diganti menjadi mantankuadalahraisa.blogspot.co.id. Terlalu panjang. Di-delete.
Pokoknya begitu. Banyak blogger yang berpikir bahwa ngeblog itu gampang. Banyak juga yang berpikir bahwa dengan menjadi blogger dia akan dipersepsikan keren. Sebagai harapan, tentu saja itu tidak salah. Tetapi sebagai keyakinan, itu jelas keliru besar. Seri “Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren” ini kemudian memakai pola peringatan, sebagai pengingat bahwa jadi blogger itu tidak akan bikin kita mendadak keren. Blogging adalah pekerjaan yang penuh dengan tetek-bengek tanggung jawab. Kegiatan seperti ini tentu membutuhkan perencanaan yang baik. Bagaimana merencanakan blog?
Tiga Tahap Merencanakan Blog bagi Blogger Pemula
Meski dalam sekian banyak pelatihan blog ada banyak orang yang serentak membuat domain di platform blog gratisan, namun sesungguhnya menjadi blogger tidaklah boleh secepat itu. Sebagaimana kegiatan lain, blogging membutuhkan perencanaan. Ya. Blogging is also built in P.O.A.C management concept. Kira-kira begitu. Harus ada planning, organizing, actuating, controlling alias POAC itu tadi.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau dipikirkan pada tahap planning atau merencanakan sebuah blog.
Pertama, Menentukan Topik Blog
Beberapa tahun silam, blog dianggap sebagai pengganti buku harian konvensional. Namun dalam perkembangannya, blog menjadi lebih spesifik. Dengan alasan ingin menjaring pembaca serta semakin kuat bersaing di search engine, para blogger berusaha fokus pada topik-topik tertentu. Saya sendiri mengalaminya. Semula, Blog Ranalino adalah rumah pribadi yang boleh berisi apa saja. Lemari, rak buku, televisi, kamar mandi, baju anak, dan lain-lain. Kan ini sap blog, to?
Lalu semua berubah. Keyword blog ini (akhirnya) mampu bersaing di mesin pencari pada kata-kata tertentu saja. Maka saya berusaha fokus pada kata-kata itu. Yang lain, meski masih terdapat banyak hal yang bisa dituliskan, harus pindah rumah. Maka jadilah ineame.blogspot.co.id dibangun. Khusus parenting. Awalnya begitu. Lalu menjadi akun Youtube saja (salah satu videonya ada di bagian akhir postingan ini). Mengelolanya menjadi lebih mudah. Hmmm… Ini berhubungan dengan dua tahap perencanaan selanjutnya.
Kedua, Menentukan Kata Kunci
Meski banyak yang menganggapnya bukan sebagai tujuan utama, setiap blogger pasti ingin tampil di halaman-halaman awal mesin pencari. Untuk menjawab keinginan ini, ketika merencanakan sebuah blog, seorang blogger wajib memikirkan kata kunci yang tepat, mudah dicari, dan tetap sesuai topik blog. Saran untuk bagian ini adalah tidak menggunakan kata kunci yang sudah ramai dipakai atau bahkan sering jadi sajian media massa besar. Harus menjadi lebih khusus.
Bagaimana mengetahui kata kunci atau keyword yang “mudah dikelola” adalah soal yang panjang. Barangkali sepanjang jalan menuju rumah kekasih yang tepat. Dari sepuluh gebetan, arah mana yang akan kau pilih? Cie cie cieee.
Pokoknya begitu. Setelah menentukan kata kunci atau keyword tadi, tugas pada saat membangun blog nantinya adalah memakai kata kunci tersebut di setiap post blog. Akan ada kemudahan seperti link do follow, rel no follow dan lain sebagainya, tetapi itu nanti saja baru dibahas. Sekarang? Pikirkan kata kunci apa yang ingin direbut. Mengatasi galau karena patah hati? Coba cek di mesin pencari. Masih mungkinkah bersaing dengan kata kunci itu?
Ketiga, Menentukan Pembaca
Setelah topik dan tema, tugas terakhir pada bagian merencanakan blog ini adalah menentukan pembaca. Bisa memakai teori dasar-dasar pemasaran atau sumber-sumber lainnya. Yang pasti, pada bagian ini, kita akan lebih mudah merencanakan konten, teknik penulisan, bahasa, gaya, dan hal-hal lainnya. Blog dengan rencana pembaca anak muda tentu tidak disarankan untuk terlalu banyak membahas Broery Marantika dan Dewi Yul. Kenapa tidak bicara tentang surat terbuka yang kau kirim untuk Najwa?
Begitulah! Dengan mengetahui siapa pembaca yang Anda rencanakan terjaring, peluang memaksimalkan keyword akan dapat dilakukan dengan baik. Tujuannya tentu saja memperoleh pengunjung organik; pengunjung situs yang di peroleh secara alami berdasarkan pencarian query atau keyword di mesin pencari seperti google.
Baca juga: Berkunjung ke Pulau Sumba, di Sumba Barat Bertemu Diana dari Sumba Timur
Well, kira-kira begitu. Tiga hal tersebutlah yang wajib dipikirkan ketika berencana membuat blog atau menjadi blogger. Tetapi kalau sudah telanjur terjun dan sudah memiliki domain, dan sudah kadung diisi materi rumpu-rampe, belum terlambat untuk melakukan tiga hal tadi. Toh, perbaikan selalu dapat dilakukan sambil jalan.
Kali ini, kita sampai di sini dulu. Bahasan lain akan hadir di seri menjadi blogger selanjutnya. Akan ada cerita tentang bagaimana membangun blog yang telah direncanakan. Menarik, bukan? Bukaaan! Akhirnya, selamat berjuang dan salam buat Najwa. Halaaah…
–
Salam dari Kedutul, Ruteng
Armin Bell
Catatan:
- Seperti bagian ketujuh, bagian ini juga telah dibahas dalam diskusi Mengelola Blog bersama Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP St. Paulus Ruteng, Sabtu, 26 Mei 2018.
Seri “Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren” di Blog Ranalino berawal dari pertemuan serupa setahun silam di STKIP St. Paulus Ruteng. Pertemuan tersebut telah melahirkan beberapa Blogger Ruteng yang semakin produktif menulis. Saya senang.