Hari ini saya ulang tahun. 16 Juni 2021. Saya mau cerita tentang segelas capuccino yang pernah membuat saya jadi ayah terhebat!
16 Juni 2021
Kaka Rana, anak kami yang pertama, membuat video ucapan ulang tahun yang indah kali ini. Lalu saya ingat, dia kerap melakukan, menciptakan, mengatakan, hal-hal mengejutkan dalam hidup saya. Beberapa di antaranya saya ceritakan lagi di sini. Tentang segelas capuccino dan pekerjaan saya yang dia lihat.
Tulisan ini rasanya terlampau personal. Saya membaginya sebab saya kemudian merasa bahwa semua Ayah itu sama. Maksudnya, kalau dunia ini tiba-tiba memutuskan bahwa hanya ada sedikit hal yang membuat para Ayah bahagia, salah satunya pastilah pujian dari anak-anak mereka.
.
2016 | Segelas Capuccino
Nikmati masa-masa menjadi Ayah ketika anakmu masih kecil dan belum banyak tahu. Kemarin saya beli capuccino kemasan, lengkap dengan choco granule-nya. Ini gara-gara kopi Manggarai di rumah habis. Maka jadilah tadi malam saya meracik minuman kemasan itu, dua gelas. Satu buat istri dan satu untuk sendiri.
Rana melihat proses saya melakukan semua itu dengan takjub dan berbinar matanya ketika saya berhasil membentuk hati dari taburan choco granule di gelas capuccino milik Celestin. Rana bilang: “Dad, you’re so great. I’m proud of you!” Tentu saja the proud is all mine sesungguhnya. Tapi saya tidak bilang.
Baca juga: Media Massa Online dan Soal-Soal di Sekitarnya
Saya menikmati masa-masa dipuji seperti itu dan mungkin hanya ketika umur mereka seperti ini mereka menyampaikannya dengan kata-kata live. Kelak ketika besar mereka barangkali hanya menulis pujian itu sekali setahun di dinding facebook pada hari ulang kita.
Pujian live akan mereka berikan pada lelaki lain yang tidak mereka kenal hari ini; seperti Celestin yang memujiku–lelaki yang tidak datang dari masa kecilnya yang lucu, saat segelas capuccino kuhidangkan. Kaka Min memang ganteng, katanya sambil tersipu malu. Kau ge-er ka tidak?
Baca juga: Menyelesaikan Hambatan Public Speaking
.
2017 | Tiga Pekerjaan
Pada sebuah hari Jumat setelah beberapa kesibukan membuat saya tidak bisa melaksanakan tugas menjemput Kaka Rana beberapa hari terakhir, jam setengah sebelas siang saya meluncur ke sekolahnya. TKK Beata Maria Christina Brando, Ruteng. Dia sudah menunggu. Dalam perjalanan pulang, di boncengan dia memeluk saya erat. Dia bercerita tentang harinya di sekolah. Menyenangkan. Di bagian lain dia bicara tentang saya. Katanya, saya kini punya tiga pekerjaan. Pertama, sebagai seniman. Kedua, di kantor bupati.
“Ketiga, Kaka Rana?” Tanya saya. “Sebagai pahlawannya saya dan Lino dan Mama,” jawab Rana.
Perjalanan menjadi begitu ringan. Terima kasih!
.
2021 | Sekarang
Apakah yang mungkin terjadi beberapa tahun berikutnya?
Saya baca beberapa artikel tentang apresiasi. Bahwa seseorang harus benar-benar melatih kemampuannya menghargai hal-hal baik yang telah dikerjakan oleh orang lain dan orang yang melakukannya. Seberapa sulit?
Beberapa orang merasa ‘kurang berarti’ karena hanya bekerja sebagai ‘bukan pegawai berpenghasilan tetap’. Padahal dia telah membuat seluruh situasi berjalan dengan baik melalui pekerjaan yang ‘bukan tetap’ itu. Siapa di antara kita yang (memikirkan saja sudah cukup) mau mengapresiasi itu?
Apakah yang dapat terjadi beberapa tahun kemudian?
Beberapa orang melakukan pekerjaan besar di bidang yang besar dipuja-puja sebesar-besarnya; siapa di antara mereka yang pernah dihargai sebesar sekarang di masa mereka berjuang dahulu?
Astaga! Ini tulisan apa?
.
Salam dari Kedutul, Ruteng
Armin Bell
Tulisan ini telah mengalami beberapa kali perubahan. Semoga tetap menyenangkan dan dapat dibaca.
Slmt ulang thun, ka'e. Panjang umr dan sehat selalu. 😊🙏
Terima kasih banyak!