bahan ajar jurnalistik piramida terbalik langkah termudah menulis berita

Piramida Terbalik Langkah Mudah Menulis Berita

Ada banyak cara menulis berita. Dua yang paling dikenal adalah model penulisan kotak yang biasa dipakai oleh media-media dan para jurnalis di Inggris, serta piramida terbalik yang dipakai di hampir semua belahan dunia.


Dibandingkan dengan model penulisan kotak di mana bagian-bagian penting disebar di seluruh bagian berita–mengharuskan pembaca menyimak seluruh artikel, model penulisan piramida terbalik adalah yang paling mudah dilakukan.

Dua keuntungan yang diperoleh dari cara menulis berita dengan pola piramida terbalik: 1)memudahkan pembaca memahami isi berita; 2)memudahkan proses penyuntingan. Menulis dengan menggunakan model ini sangat disarankan, terutama bagi jurnalis pemula. Ya! Tidak semua orang lahir dengan kemampuan reportase yang mumpuni. Beberapa terlihat sangat lihai dalam views atau opini, sementara orang terkenal ‘gape’ dalam karya sastra. Hanya sebagian kecil yang konsisten melakukan reportase, atau menulis berita.

Piramida terbalik ini dapatlah dianggap sebagai tips menulis mudah bagi setiap wartawan yang sedang ‘belajar menulis’.

Banyak kalangan berpendapat, kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah reportase atau melaporkan/menyampaikan berita. Artinya, rata-rata penulis pernah membuat karya jurnalistik dengan panduan dasar 5W+1H. Lalu, mengapa hanya banyak yang ‘mengaku’ tidak bisa menulis berita?

Baca juga: KBBI adalah Prolog, Alkitab itu Inti Cerita, Sepak Bola Jadi Epilog

Reportase (baca: menulis berita) menjadi sesuatu yang tidak bisa dilakukan karena banyak yang mengaku mengalami kesulitan saat harus merumuskan hasil liputannya dalam bentuk tulisan, bahkan sebelum pekerjaan menulis berita itu dilakukan. Tipikal! Bilang sulit padahal belum mencoba, #eh?

Well, dengan tidak bermaksud menggurui, saya ingin bagi konsep menarik yang mudah untuk menulis hasil reportase bernama Piramida Terbalik. Ya! Untuk mencapai target penulisan berita yang mudah dipahami khalayak, kenalilah piramida terbalik langkah mudah menulis berita. Sampai saat ini, model ini masih menjadi favorit.

BACA JUGA
Jurnalistik Dasar: Jurnalistik dan Informasi

Model ini memudahkah khalayak segera mengetahui isi berita yang hendak diungkap, karena fakta terpenting disajikan pada kalimat atau alinea pertama dalam berita. Selain itu, penulisan berita dengan model ini memudahkan proses penyuntingan (editing).

Baca juga: Tarian Caci, Warisan Leluhur Manggarai

Dengan menggunakan model piramida terbalik, penyunting naskah (editor) akan dengan mudah menghapus bagian yang kurang penting pada berita–tanpa mengurangi kebasahan berita–karena bagian tersebut diletakkan pada bagian akhir. Metode penyuntingan ini terutama untuk kepentingan space (kolom/waktu) yang tersedia.

Anatomi Piramida Terbalik

Lead

Lead pada model ini adalah inti persoalan. Apa yang paling penting dan paling utama dari informasi, itulah yang diletakkan pada alinea paling atas. Khalayak sudah bisa memahami atau menangkap maksud berita tersebut hanya dengan membaca atau mendengar alinea pertama saja.

Atmosfer

Pada bagian berikutnya, digambarkan suasana atau atmosfer inti cerita. Isinya berupa penggambaran suasana peristiwa, dukungan fakta-fakta detil lainnya yang melengkapi alinea pertama.

Background

Pada aline ini dijabarkan latar belakang peristiwa. Biasanya menjawab pertanyaan ‘mengapa (why) dan ‘bagaimana (how)’. Artinya, fakta penyebab bagaimana peristiwa itu terjadi serta apa latar belakang peristiwa diungkap dalam alinea/bagian ini. Alinea/bagian ini memberi gambaran lebih luas tentang sebab-sebab peristiwa.

Fakta Pendukung

Pada bagian ini diuraikan fakta-fakta lainnya yang merupakan pelengkap. Bagian ini dicatat sebagai bagian yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan alinea sebelumnya. Karena itu, ketika editing atau penyuntingan menghendaki naskah diperpendek, biasanya bagian inilah yang akan dibuang paling awal dengan alasan alinea ini tidak mengurangi pemahaman khalayak pendengar atas materi yang diberitakan.

Baca juga: Televisi 14 Inci

Sekilas tentang Editing

Editing atau penyuntingan erat hubungannya dengan ketersediaan kolom (pada media cetak dan online) serta waktu penayangan (pada media elektronik).

BACA JUGA
Media Massa Daring dan Masalah Akut Bernama Penyuntingan

Umumnya piramida terbalik dipakai dalam reportase televisi atau radio yang sangat menonjolkan kecepatan dengan durasi waktu yang singkat, sambil tetap menyadari bahwa berita yang ditulis minimal mengandung informasi dan signifikansi.

Informasi adalah batu-bata penyusun berita yang yang efektif, sedangkan siginifikansi berarti bahwa berita harus memiliki informasi penting–memberi dampak pada pembaca.

Selamat mencoba!

9 Oktober 2012

Salam dari Ruteng

Armin Bell

Gambar: Piramida Terbalik Summarecon Bekasi (dari NativeIndonesia.com).

Bagikan ke:

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *