Pada bagian sebelumnya kita telah mengenal tentang apa itu informasi. Dalam dunia jurnalistik, informasi sebagai produk utamanya dibagi menjadi dua, yakni berita (news) dan pandangan (views). Bagian ini akan secara khusus membahas tentang berita.
![]() |
Baca Berita | Foto: Frans Joseph, Ruteng |
Jurnalistik Dasar: Berita (Bagian Pertama)
Pengertian Berita
Beberapa literatur menyebutkan bahwa kata news yang berarti berita, mengandung pengertian yang penting karena di dalamnya terdapat kata new yang artinya adalah “baru”. Dari sini kemudian berkembang tuntutan bahwa berita harus mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan aktualitas.
Nilai Berita
- Objektif: Berdasarkan fakta, tidak memihak.
- Aktual: Terbaru, belum basi.
- Luar Biasa: Besar, aneh, janggal, tidak umum.
- Penting: Pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak;menyangkut orang penting/terkenal.
- Jarak: Familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Lima nilai berita di atas umumnya sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun literatur lain menyebutkan ada dua belas hal yang harus dikandung oleh sebuah berita (tidak harus semuanya dalam satu berita), yakni:
- Sesuatu yang unik;
- Sesuatu yang luar biasa;
- Sesuatu yang langka;
- Sesuatu yang dialami, dilakukan, atau menimpa orang penting (tokoh);
- Menyangkut keinginan publik;
- Yang tersembunyi;
- Sesuatu yang sulit untuk dimasuki;
- Sesuatu yang belum banyak atau umum diketahui;
- Pemikiran dari tokoh penting;
- Komentar atau ucapan dari tokoh penting;
- Kelakuan atau kehidupan tokoh penting; dan
- Hal lain yang luar biasa.
Meski demikian, dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal yang paling utama adalah adanya aktualitas dan hadirnya obyektivitas dalam informasi yang disebarkan pada khalayak.
Anatomi Berita
- Judul atau Kepala Berita (Headline).
- Baris Tanggal (Dateline).
- Teras Berita (Lead atau Intro).
- Tubuh Berita (Body).
Baca juga: Jurnalistik Dasar: Media Massa 2
Umumnya, saran penulisan berita dengan menggunakan piramida terbalik bertujuan untuk paling tidak dua hal: memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan, dan memudahkan redaktur memotong bagian tidak/kurang penting dalam proses penyuntingan atau editing. (Bersambung)