Lipooz, rapper dari Ruteng yang hadirkan 16 Bar The Rap Series di Youtube. Saya melakukan wawancara dengan cara yang paling tidak disarankan di dunia jurnalistik yakni via surat. Mari simak.
Sebelum bercerita tentang Lipooz dan 16 Bar The Rap Series itu, saya mau kasitau dulu bahwa ketika Blog Ranalino ini saya mulai, selain agar saya bisa ngeblog sesuka hati, saya berniat bercerita tentang orang-orang yang hidup dan karyanya memberi pengaruh yang besar bagi orang-orang di sekitarnya.
Maka, pada bagian awal saya menampilkan lagi profil Ivan Nestorman, musisi Flores yang mengabdi di jalur neo-tradisi. Di menu yang sama saya hadirkan juga profil para penulis. Daftar nama-nama orang NTT yang saya anggap ‘berpengaruh’ di dunia kreatif juga sudah saya buat. Mereka akan ada di blog ini.
Lipooz tentu saja sudah lama ada dalam daftar itu. Lipooz yang itu. Yang bikin Ruteng dapat vibe hip hop. Yang bikin lagu Ruteng is the City. Yang juga ada di balik MukaRakat!
Baca juga: Kisah Hidup Pater Roosmalen, di Tengah Perang
Well, kita tentu saja tahu bahwa ada ribuan orang yang memutuskan akan jadi seniman. Setiap hari begitu. Tetapi yang bertahan bisa dihitung dengan jari sambil tutup mata. Mereka yang bertahan lalu menjadi besar dan terlihat bahagia karena hidup pada lingkungan yang tepat. Lipooz adalah satu dari sedikit orang itu, dan karenanya saya memutuskan untuk membagi ceritanya kepada kita semua termasuk siapa saja yang sedang menabung cita-cita menjadi seniman. Siapa tau kita bisa belajar sesuatu.
Pemilik 16 Bar Indonesia The Rap Series di Youtube itu sempat kesulitan membalas surat saya karena dia tidak punya Microsoft Word di komputernya. Lalu bagaimana dia menulis liriknya selama ini? “Sejak saya beli komputer tahun 2004 sampe sekarang ini thn 2017 saya tidak pernah install Microsoft Word, jadi Wordpad satu satunya aplikasi yang available untuk urusan tulis menulis. Banyak rapper yang menulis lirik di PC atau laptop mereka, trus ada yang tulis lirik di handphone, saya tetap old school, tulis pake bolpen di kertas,” cerita Lipooz tentang kesulitan itu.
Tentang mengapa memilih menulis tangan, Lipooz bilang, “Selain karena saya menikmati huruf saya yang bagus, menulis lirik adalah satu-satunya alasan terakhir kenapa saya pake bolpen. Kalau tidak tulis lirik, berarti tangan lebih banyak di keyboard PC, keyboard midi controller, sama keyboard HP.
Ada dua bagian yang akan hadir pada tulisan profil Lipooz ini. Pertama berisi deskripsi singkat Lipooz tentang dirinya sendiri, dan kedua berisi jawaban Lipooz atas daftar pertanyaan yang saya kirim. Mari …
Lipooz, SH. Sarjana Hip Hop
Saya anak bungsu dari dua bersaudara, lahir di hari Sumpah Pemuda dari pasangan Bapa Yoseph Ngadut dan Mama Maria Josephina Manti. Cucu dari lopo Philipus Manti, penulis lagu rohani pertama Manggarai tahun 1936, yang kemudian jadi Dere Serani dan adik tunggal dari Kae Patrick Ngadut. Yoseph dan Maria, kalau saya anak tunggal bisa jadi saya dikasih nama Jesus, dan nama Rap saya bisa jadi Jeez/Jay/whatever *smile. Cuma itu mustahil karena kakak sulung saya bakal toki saya dan ingatkan kalau saya lahir belakangan, jadi nama itu bukan untuk saya.
Riwayat pendidikan SDK Ruteng I ke Seminari Pius XII Kisol ke SMPN II Ruteng ke SMAN I Ruteng ke Ubaya Surabaya ke Universitar Wijaya Kusuma ke RAPPER/Music Maker. Tamat dengan titel SH (Sarjana Hip Hop). Saya memutuskan untuk tinggalkan bangku kuliah di tahun 2005, karena aktivitas musik jadi prioritas saya waktu itu. Karena selain jadi vokalis band cafe kenamaan di Surabaya waktu itu, saya juga sudah mulai menulis lirik untuk lagu saya sendiri.
Kerjaan saya di Surabaya dulu dan di tempat domisili saya sekarang, Bali, tidak jauh dari dunia malam, musik dan bonus lainnya. Tapi walau pun kerjaan saya berhadapan dengan orang banyak atau party crowd, saya sebenarnya kurang suka dugem, introvert dan sedikit anti social. My best friend is me. Kira kira begitu …
Yup, itu bagian pertama tentang Lipooz, musisi yang telah melahirkan dua album yakni “Words = Power” (2005), dan “One Man Army” (2007), dan puluhan single track sampe sekarang. Berikutnya adalah jawaban Lipooz atas daftar pertanyaan yang saya kirim. Check these out!
Lipooz Bertemu Rapper Lain di 16 Bar
Sejak kapan tertarik dengan musik Hip Hop dan sejak kapan memainkannya?
Tertarik: Sejak SD, waktu Kris Kross keluarkan album Totally Krossed Out (1992). Memainkannya: Tahun 2003, dengan band saya di Surabaya, Ghetto Fam.
Apakah langsung ke hip hop atau sempat mencoba genre lain?
Tidak langsung terjun ke hip hop. Awal tinggal di Surabaya saya terjun ke genre grunge, hardcore rock, setelahnya baru terjun ke dunia hip hop.
Berapa lama waktu antara memainkan karya orang lain ke menulis lirik sendiri?
Sekitar dua tahunan.
Ceritakan tentang pengalaman ‘panggung besar’ pertama!
Panggung besar pertama saya adalah ketika pesta bersama mahasiswa NTT di Surabaya, tepatnya di Kampung Koboi, Kenjeran. Datang pake sweater ala grunge, main lagunya Nirvana di tengah tengah rakat yang cuma peduli dengan dansa? Hasilnya, baru satu lagu soundnya langsung dimatikan, karena waktu itu musik yang kami mainkan sangat tidak NTT hahahaha.
Mengapa membawa hip hop ke Ruteng? Kapan?
Tidak ada alasan spesial kenapa bawa hip hop ke Ruteng, yang jelas dimulai tahun 2004 bersama dengan band hip hop saya, Ghetto Fam Surabaya, diundang manggung di CIPTARIAAAAA. Selanjutnya konser promo album Words = Power tahun 2005, dan konser promo album One Man Army tahun 2007.
Bagaimana hip hop di Ruteng saat itu, setelahnya, dan sekarang?
Sejak itu hip hop mewabah di Ruteng, di daratan Flores dan NTT. Untuk di Rutengnya sendiri, makin lama makin terfilter siapa saja orang-orang yang benar-benar suka hip hop dan orang-orang yang cuma buat trend. Komunitas Ruteng Clan (komunitas rap paling eksis di Ruteng, red) yang awalnya hampir ratusan, lama lama berkurang menjadi belasan, dan belasan orang ini yang masih jalani hip hop secara serius dengan caranya masing masing.
Baca juga: Seniman dari Manggarai
Setelah beberapa tahun tinggal di Ruteng, membuat single, mendirikan komunitas hip hop Rapublic Ruteng Clan, menjadi produser album dan single, kini Lipooz tinggal di Bali.
Apa yang membuat Lipooz hijrah ke Bali?
Saya terkena Bell’s Palsy (Kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu sisi otot di wajah yang yang bersifat sementara. Kondisi ini menyebabkan salah satu sisi dari wajah akan terlihat melorot, red), karena sering sekali pakai headphone, earphone untuk keperluan mixing mastering audio. Telinga kanan saya akhirnya terkena kuman herpes yang menginfeksi saraf wajah dan menyebabkan Bell’s Palsy. Beberapa bulan terapi di Bali, saya diundang manggung di acara komunitas Dewata Hip Hop Bali, kenalan sama teman lama di sosmed yang akhirnya tawarkan saya untuk jadi MC di Boshe VVIP Club, sampai sekarang.
Apakah masih mencintai Hip Hop? Sampai kapan?
I hate Hip Hop but Hip Hop loves me hahaha… Ada pepatah yang bilang “Lebih baik mencintai orang yang cintai kita ketimbang mencintai orang yang kita cintai”. Jadi hip hop akan tetap dalam hati sampai hari di mana Tuhan akan suruh saya berhenti.
Ceritakan tentang 16Bar The Rap Series di Youtube!
Bermula dari khayalan, kalau saya kaya raya, saya akan keliling Indonesia untuk datangi rumah rapper-rapper yang menurut saya bagus, ngasih beat dan recording langsung di TKP. Cuma karena keadaanya tidak demikian, jadi saya datangi mereka lewat sosmed dan saling kirim file lewat e-mail. Ide datangi rapper langsung ke rumahnya ini mungkin akan “dicuri” oleh orang lain suatu saat nanti, who knows. (Catatan: 16 Bar The Rap Series adalah seri video youtube yang menampilkan rapper-rapper dari berbagai komunitas di Indonesia. Dari komunitas Ruteng Clan, Lipooz memilih Zlo yang sebelumnya telah memiliki beberapa single dan sampai saat ini bergerak di hip hop Manggarai. Proyek terbaru Lipooz ini dapat dilihat di: Youtube – 16 Bar The Rap Series)
Siapa tokoh yang penting pengaruhnya dalam karya atau hidup Lipooz?
Orang tua saya. Mereka sangat demokratis, tidak memaksakan keinginan mereka, mereka biarkan saya menjadi apa yang saya mau. Walau pun awalnya sangat menyakitkan bagi mereka waktu saya putuskan untuk tinggalkan bangku kuliah dan memilih jalur musik, ketimbang harus pulang kampung dengan ijazah yang berbeda dengan kerjaannya.
Jika harus menyebut satu nama musisi Hip Hop, siapa yang akan Lipooz sebut dan mengapa?
Bone Thug n Harmony. saya suka hip hop sejak dengarkan Kriss Kross, tapi yang bikin saya pengen ngerap tuh pas dengarkan Cross Road-nya Bone Thug n Harmony.
Rencana besar apa yang ingin diwujudkan di tahun-tahun mendatang? Sudah memikirkan caranya saat ini?
Banyak rencana besar ke depan, khususnya di tahun 2017 ini, yang untuk sementara ini saya simpan untuk diri saya sendiri. Biarkan orang orang tau saat rencana-rencana tersebut sudah berhasil diselesaikan. (Catatan: Beberapa waktu setelah wawancara ini, Lipooz lahirkan MukaRakat).
Bagaimana peran teknologi informasi dalam karir?
Untuk genre musik minoritas seperti Hip Hop yang saya jalani, peran teknologi informasi tetap jadi penolong nomor satu. Semua promo bisa dilakukan sendiri tanpa harus membayar major label yang kebetulan memang sampai sekarang kurang berminat dengan musik Hip Hop Indonesia.
Jika orang menyebut nama Lipooz dalam cerita, anda memilih mereka bercerita tentang apa?
Saya lebih suka orang bercerita tentang seorang anak muda dari kota kecil di daratan Flores yang mau menguasai dunia dengan segala keterbatasannya, sendirian, dan enggan bergantung pada orang lain.
Mengapa memilih menjadi musisi?
Karena bahasa universal adalah musik, dan musik adalah hal terbaik yang bisa saya lakukan.
Hal apa yang paling berkesan dalam karir?
Saat karya sederhana saya jadi motivasi orang lain untuk mengekplorasi dirinya lebih lagi, pengakuan-pengakuan tidak terbatas dari teman teman yang bikin saya tidak akan pernah berhenti.
Apa kutipan favorit dalam hidup?
Tuhan beri apa yang kita butuh, bukan apa yang kita mau. Entah siapa yang bikin kutipan ini, tapi tiba tiba saya temukan di lirik lagu saya berjudul Laksana Rusa.
Di mana Lipooz ingin menghabiskan masa tua? Mengapa?
Di Ruteng. Tapi siapa tahu akan ada perubahan prioritas dan faktor X lainnya. Juga tergantung listriknya masih padam terus atau tidak karena saya punya kegiatan produksi musik harus berkaitan dengan listrik *lol
Ada pesan untuk kami semua?
Keluar dari zona nyaman, banyak hal indah di luar ketakutan kita. Peace out!
Nah, sampai di sini dulu perjumpaan kita di kolom profil Blog Ranalino. Sampai berjumpa dengan tokoh-tokoh inspiratif lainnya. Terima kasih 1000 untuk Lipooz yang mau meladeni Blogger Ruteng tir jelas seperti saya ini dan as Lipooz said: “Sukses untuk kita semua!”
.
Salam dari Kedutul, Ruteng
Armin Bell
artikelnya menarik sekali apalagi tentang legenda yg 1 ini 🙂
Lipooz, rapper yang lumayan keren.. saya punya beberapa lagunya. seperti Flores Sound, Get Out,Learn n Grow. Warna Beatnya asik, beda sama Rapper lain. N walau nggak setenar YoungLESS, Lipooz lebih oke.
Terima kasih sudah mampir Chritis Ghaza. Salam hangat!
Terima kasih sudah mampir Lalat Energy. Sukses selalu!
Feel free to share this article. Thank you for your coming!
Thanks LIPOOZ, Thanks Kae Armin, suguhan mimpi baru bagi the next Ruteng generation 🙂
Sip Befry Loy. Sukses. Feel free to share this article 😀
RRC masih hidup. MukaRakat juga. Semua hidup 😀
Hip hop never die. Respect 👍
Indeed!
👍👍👍
Mantap!
I love hiphop when first time I heard Lipooz. but what's going on with RRC,cause I love RRC more than MukaRakat