Ivan Nestorman, Lagu Mogi, Award, dan Musik Neo Tradisi

“Saya memang pengen mempopulerkan Flores…,” kata Ivan setelah tampil dalam acara Sound From The East di Jakarta pada tahun 2012 silam. Beberapa tahun kemudian Ivan masuk nominasi AMI, Anugerah Musik Indonesia untuk lagu Mogi pada kategori Folk Song.

ivan nestorman lagu mogi award dan musik neo tradisi
Ivan Nestorman saat tampil di STKIP Ruteng | Dok. KPMR 2014

Ivan Nestorman, Lagu Mogi, Award, dan Musik Neo Tradisi

Sesungguhnya tentang Ivan dan keinginannya mempopulerkan budaya Flores, tidak hanya dia ceritakan pada tahun 2012 itu. Jauh sebelum Antara merilis pernyataannya, Ivan sudah menyanyikan lagu-lagu Flores baik yang ditulisnya sendiri mau pun hasil aransemen atas lagu-lagu folk. Tahun 2007, Ivan bahkan sudah meraih sebuah penghargaan bergengsi di SCTV Music Awards yakni, The Most Innovative Recording
Saat itu, bersama Nera (Gilang Ramadhan, Adi Dharmawan, dan Donny Suhendra), sebuah album yang pada zamannya dianggap sangat ambisius diluncurkan; lbum yang berisi lagu-lagu dalam bahasa Manggarai tetapi mengusung warna musik yang oleh Ivan sendiri kala itu disebut progressive pop
Sejak itu, publik musik mengenalnya sebagai penyanyi yang selalu menyanyikan lagu-lagu Flores–meski tentu saja Ivan juga membuat komposisi dalam bahasa daerah lain, Indonesia, dan Inggris atau penggabungan dua atau tiga bahasa dalam satu komposisi. Jauh sebelumnya, orang Manggarai (tempat Ivan Nestorman berasal) telah mengenalnya melalui lagu-lagu seperti Ise Sio, Deng Towe Songke, Embong, Ngkiong Le Poco, dan lain-lain.
Baca juga: Kisah Hidup Pater Roosmalen Bagian 1: Di Tengah Perang

Perjalanan panjangnya di dunia musik memasuki babak baru tahun 2016 silam. Ayah tiga anak ini, melalui lagu yang mengambil nama istrinya sebagai judul–lagu tersebut diciptakan karena dan untuk cintanya pada Katarina Mogi, istrinya–Ivan Nestorman masuk dalam daftar nominee Anugerah Musik Indonesia atau AMI.

BACA JUGA
Piala Dunia 2018 Bukan Persaingan Ronaldo dan Messi

Lagu Mogi ada di daftar calon penerima award bersama beberapa lagu lain hasil karya anak bangsa. Mogi ada di nominasi penerima penghargaan untuk kategori produksi folk terbaik, bersama Adhitia Sofyan “Find Who You Are”, Ari Reda “Di Restoran”, Junior Soemantri “Merindumu”, dan Sarah N’ Soul – “I Don’t Wanna Know“. Aditya tampil sebagai penerima award saat itu.

Ivan Nestorman tentang Award dan lagu Mogi yang Merakyat

Beberapa saat sebelum AMI Award berlangsung (28 September 2016), Ivan Nestorman menulis status facebook yang menjelaskan bahwa baginya menjadi nominator adalah salah satu bentuk kesuksesan. Dia juga mengucapkan selamat kepada teman-temannya yang juga masuk dalam daftar nominator saa itu, sepert Dwiki Dharmawan, Vicky Sianipar, Once Mekel, Andy Bayou, Indro, dan Sopana Sokya, nama-nama yang selama ini dikenal dekat dan pernah ada dalam satu produksi bersama Ivan. 
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Tentang bagaimana lagu Mogi ada di AMI Award itu, Ivan menulis demikian: “Mogi pun menjadi nominasi untuk kategori folksong. Soal folksong atau tidaknya lagu-lagu dalam ketegori ini adalah hak para juri, namun saya secara pribadi senang sekali Mogi dikategorikan serupa itu.

Betapa tidak dalam 5 tahun terakhir ini saya selalu mementaskan folksong baik di Indonesia maupun berbagai belahan bumi ini termasuk lagu Mogi. Saya melihat Mogi mempunyai peluang di masa datang menjadi folksong, lagu rakyat. Sekarang ini masih sebuah lagu yang merakyat.”

Mogi memang lagu yang kini dikenal sangat luas. Di NTT, lagu ini dinyanyikan oleh semua kalangan dari berbagai tingkatan usia. Di Manggarai sendiri, lagu Mogi telah menjadi seperti anthem. Begitu terkenalnya lagu ini sampai ada juga penyanyi yang nekat membajaknya, merekam ulang, mengedarkannya sendiri, dan menuai pujian karenanya; sayang dalam versi itu liriknya dinyanyikan dengan salah. Tetapi lagu Mogi ini memang telah begitu terkenal. 
Di Ruteng, dan sebentar lagi akan sampai ke daerah-daerah lain, sudah diciptakan sebuah line dance baru. Line dance itu diberi nama Mogi. Ivan Nestorman dan Katarina Mogi barangkali tidak tahu apa-apa tentang line dance.

BACA JUGA
Pater Piet Pedo Neo, Imam dan Seniman (Bagian 1)

Tetapi bahwa Mogi dinyanyikan dalam setiap kesempatan di NTT, Ivan berkomentar: “Keberuntungan bagiku adalah lagu Mogi bertakhta dalam hati orang NTT. Mereka menyanyikannya dengan versi masing-masing dalam pesta, dalam acara apa saja, menghadirkan kegembiraan bagi banyak orang sekaligus memberi berkat bagi mereka yang membawakannya.”

Kebahagiaan bermusik menurut Ivan Nestorman tidak lagi tentang trophy yang diraih pada sebuah program anugerah penghargaan, tetapi bagaimana karyanya diapresiasi. Dalam catatan yang sama menjelang AMI Awards 2016 itu, Ivan menulis tentang trophy adalah bonus.
“Ketika tahun 2007 lalu NERA masuk nominasi sekaligus beruntung mendapat trophy SCTV Award untuk The most Innovative Recording, saya bahagia karena lagu-laguku diapresiasi. Saya tidak suka menggunakan istilah kalah atau menang untuk musik (kayak tinju saja). Semua yang telah masuk nominasi pasti yang terbaik. Trophy hanya bonus saja,” tulisnya.
Rasanya, pernyataan itu adalah sebuah penjelasan bahwa dalam berkarya Ivan Nestorman tidak melakukannya untuk penghargaan dalam bentuk piala. Piala hanya bonus, karena, “Jika kalian suka akan lagu-laguku, karya-karyaku, itulah trophy yang sesungguhnya bagiku,” tulis Ivan Nestorman sambil tidak lupan menambahkan “Salam Neo Tradisi” di akhir catatannya. 
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Neo tradisi adalah aliran yang diusung Ivan Nestorman kini. Situs bentara budaya saat mempromosikan sebuah kegiatan yang Ivan terlibat di dalamnya menulis, menurut musiknya Ivan Nestorman beraliran Neotradisi, di mana ia mengadopsi ritme Flores dengan ekspresi baru yang memperdulikan rasa kekinian dan terasa relevansi universalnya. Sedangkan flavornya akan dijumpai berunsurkan Jazz, etnis dan tropis. 

Baca juga: Kisah Hidup Pater Roosmalen Bagian 2: Menuju Timur

Ivan memulai karir etnis pada 28 November 1995 semenjak tampil membawakan karya berbahasa Flores di sebuah stasiun TV, hingga 20 tahun kemudian. Sebelumnya Ivan memainkan lagu bernuansa Brazil dan juga Jazz standar. Berkat bermain musik etnis, Ivan bisa pentas di USA, Negara Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asia dan Australia. Selain bersolo Ivan bergabung dalam Komodo Project, Band Nera bersama Gilang R dkk.

BACA JUGA
10 Kutipan Inspiratif Lima Penulis Dunia plus Profil, Bagian 1
Dalam upaya memperkenalkan Manggarai, Flores, dan NTT kepada dunia, Ivan Nestorman kini membangun Nestornation, sebuah artist management yang di dalamnya bergabung seniman-seniman dari NTT dan kawasan timur Indonesia. Karya mereka bisa dinikmati di Channel Youtube Nestornation .

Sampai saat ini ratusan lagu telah Ivan Nestorman ciptakan, dan sebagian besar telah menjadi lagu wajib di beberapa tempat. Ivan juga menjadi musisi yang memberi pengaruh besar pada perkembangan apresiasi atas seniman di NTT. Salute!

Salam
Armin Bell
Ruteng, Flores

Catatan:
Beberapa bahan bacaan untuk tulisan ini:
  • Ivan Nestorman, The Sound of Flores (http://www.bentarabudaya.com/detail-acara/the-sound-of-flores)
  • Ivan Nestorman Bernyanyi untuk Populerkan Flores (http://www.antaranews.com/berita/348473/ivan-nestorman-bernyanyi-untuk-populerkan-flores)
  • Daftar Lengkap Pemenang dan Nominasi AMI Awards 2016 (http://www.rappler.com/indonesia/147382-daftar-pemenang-nominasi-ami-awards-2016)
Bagikan ke:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *