Ini bagian kedua dari tulisan tentang Sembahyang Rosario di Manggarai. Menyambung serba-serbi yang ada di bagian pertama, kali ini Ucique Jehaun bicara tentang kebiasaan menyanyi di Ngaji Giliran. Mari …
Oleh: Ucique Jehaun |
Gereja Katolik di Manggarai (pada umumnya seluruh Flores) telah melaksanakan tradisi ini dimulai dari Komunitas Basis Gerejani (KBG). Dengan mengadakan doa rosario bersama setiap malam secara bergantian di setiap rumah keluarga angggota KBG. Entah sejak kapan tepatnya. Umat sering menyebutnya sebagai sembayang rosario. Di Manggarai, juga disebut Ngaji Giliran.
Bagian pertama dapat disimak di tautan ini.
Berikut bagian lanjutan serba-serbi sembahyang rosario di Manggarai.
Bernyanyi Bersama
Menjadi pengangkat lagu (orang yang bertanggung jawab memilih, memulai dan memimpin/solis nyanyian liturgi di KBG) itu gampang-gampang susah. Walau sebenarnya siapa saja bisa, seringnya banyak yang tidak percaya diri. Saya, misalnya. Berharap bisa menjadi tukang angkat lagu tetapi tidak percaya diri. Karena nada dasar yang saya ambil pasti rendah. Kasian nanti yang berniat berdoa dua kali karena doanya jadi single saja.
Lain pula dengan adik ipar saya. Dari Manggarai Timur. Dia beberapa kali protes karena lagu dari Dere Serani No. 177 yang berjudul “O Ende Retang Ko Ende” dinyanyikan dengan versi yang berbeda. Lagu tersebut bergaya Riwu – Manggarai Timur, sedangkan di KBG kami di Ruteng (dan Manggarai secara keseluruhan) lagu itu dinyanyikan “biasa”, tanpa cengkok khas Manggarai Timur.
“Ah, itu hanya persoalan rasa dan logat,” kataku. Saya mengusulkan agar dia memberanikan diri menjadi pengangkat lagu saat doa–agar lagu itu dinyanyikan sesuai versi aslinya–namun dia tetap tidak mau juga. Padahal menjadi pengangkat lagu Doa Rosario di Manggarai hanya bermodalkan satu dua kata pembuka. Setelah itu seluruh umat akan ikut bernyanyi. Lagi pula hampir semua lagu-lagu doa rosario liriknya luar kepala. Meski seputar bait pertama dan refrain saja.
Kadang saking pede-nya, kita bisa ikut menyanyikan lagu bermodalkan tebakan atas lanjutan awalan pertama dari kata pada lirik lagu. Tentu saja lagunya jadi dandak alias lelet.
Baca juga: Lima Lagu Manggarai Terbaik yang Bercerita Jujur tentang Manggarai
Sering juga terjadi blunder saat bernyanyi, tertukarnya -ku dan -mu di akhir lagu. Berdasarkan pengalaman seorang teman (mau bilang diri sendiri, tengsin ah!), blunder -ku dan -mu ini terjadi karena sedikit kantuk namun tetap ingin terlihat aktif dan khusuk saat berdoa.
Contoh lagu yang paling sering di-blunder-kan adalah lagu Bunda Pembantu Abadi. Engkau pangku Anakmu/ Yesus Putra Allah/ Sumber suka dan duka hatimu/ Hanya engkau sendirilah yang tauuuuu, pahit manisnya hidupku (seharusnya: hidupmu)… Siapa yang pernah? Hayoooo, ngaku!
Peristiwa Rosario
Di KBG kami, 90% pendarasan peristiwa doa rosario ditugaskan kepada anak-anak. Sisanya oleh sang pemimpin doa. Ada yang semangat dan mempersiapkan diri dengan baik namun ada juga yang gugup dan sedikit gemetaran sehingga membacakan saja seluruh bagian doa untuk orang tua dari Madah Bakti sebagai ujud.
Khusus untuk anak-anak, mendaraskan doa Salam Maria secara bergiliran adalah hal yang ditunggu-tunggu nan membuat gugup. Dari yang baru belajar doa sampai pada anak yang hanya butuh lima detik mengucapkan bagian awal, dimulai dari “Salam Maria..” sampai dengan “buah tubuhmu Yesus”.
Atau ada juga yang saking gugupnya, pas dapat giliran doa melupakan barisan kata-kata selanjutnya sehingga sering menimbulkan ketawa cekikikan dari anak-anak lain. Ada juga yang terlampau memikirkan gilirannya, sehingga ketika saat itu tiba, dia langsung mulai dengan Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Peserta lain hanya kebagian Amin.
Tidak hanya anak-anak. Bagi orang dewasa, pendarasan doa Salam Maria butuh fokus, tidak bisa hanya mengandalkan pergerakan hitungan biji-biji Rosario. Jika pengangkat doa tak fokus pada hitungan biji kontas dan kurang cekatan “memotong” dengan Kemuliaan, bisa jadi terdapat 11 kali atau lebih Salam Maria dalam satu peristiwa doa. Meski sepele, namun orang dewasa juga bisa sedikit malu jika membuat blunder seperti ini.
Warna-warni Sembahyang Rosario di Manggarai
Sembayang rosario bersama dalam KBG yang terjadi dua kali dalam setahun (Mei dan Oktober) bisa dikatakan sebagai hal yang istimewa. Biasanya setelah doa, tuan rumah menyajikan minuman kopi Manggarai atau teh dan snack. Namun ada juga KBG yang menetapkan aturan “tanpa minum” karena sudah terlalu malam. Di KBG kami tentu saja ada acara minum kopi dan snack. Yang disajikan misalnya ubi atau pisang rebus dengan sambal dan sayur lawar. Ini snack atau makan berat?
Baca juga: Di Manggarai Ada Ngkiong, Kancilan Flores Bersuara Merdu dan Intel yang Tidak Suka Pamer
Di kampung bisa lebih hebat. Terlepas dari kebiasaan lejong, KBG Santa Felisitas di kampung kami di Mbeling bahkan ada beberapa babak ‘ramah tamah’. Minum sebelum doa, minum setelah doa, dan makan malam bersama dengan menu seadanya. Ini karena doa bersama kadang dimulai jam delapan malam dengan durasi satu jam. Setelah doa sambil menunggu makan malam disiapkan minum kopi dulu. Kopi Manggarai. Kadang setelah makan malam bapak-bapak melanjutkan minum sopi dan ngobrol sementara ibu-ibu ikut duduk santai sambil ngobrol dan mengunyah sirih pinang. Anak-anak tentu saja sudah tertidur.
Kebersamaan, memang dapat membuat hal yang kita kurang sukai menjadi hal yang menarik. Anak-anak menjadi suka makan kue di tempat doa, padahal belum tentu menyukai makanan yang sama di rumah sendiri. Memimpin doa bersama juga menjadi tantangan dan prestasi, meski berdoa bersama di rumah jarang dilakukan. See?
Tentang Doa Rosario
Anyway, saya hanya anggota KBG biasa yang cukup rajin ikut doa rosario di KBG. Percayalah adik-adikku yang kebelet menikah, saat sudah berkeluarga nanti, menghadiri doa bersama dalam KBG adalah salah satu tanggung jawab informal yang aaahh nanti pasti tau deh.
Dikunjungi Bunda Maria untuk doa bersama dengan tetangga dan komunitas Gereja sekitar sebenarnya sangat menyenangkan (dan membanggakan). Alasan religiusitas mungkin hal yang “terlalu”; diciptakan ketika pertanyaan itu datang dengan nada menguji.
Salam Maria adalah doa yang sederhana. Berkisah tentang kunjungan Malaikat Gabriel pada Bunda Maria dengan berita gembira yang mengawali pembagian masa Sebelum Masehi dan Masehi. Nah–terlepas dari menjalankan tugas dari Allah, Malaikat dari Surga yang berasal dari dimensi yang berbeda saja, mengunjungi Maria untuk memberitakan kabar gembira. Mengapa kita tidak saling berkunjung dan berdoa untuk mengharapkan kesehatan, kebahagiaan dan rahmat bagi sesama anggota KBG kita dengan menghadiri sembahyang rosario bersama?
Tanggal 16 Oktober 2018 kemarin, ulang tahun sahabatku Merna. Dua hari setelahnya, ultah sahabatku yang satunya lagi. Ina. Masih belasan hari lagi sampai bukan Oktober berakhir. Ayo rajin berdoa Rosario dan menghadiri sembayang bersama di KBG. (Selesai)
Ucique tinggal di Ruteng. Anggota Petra Book Club. Mengelola ruangtengah.com.