Tokoh Utama Senang Bernyanyi adalah cerpen yang saya tulis dengan sesuka hati. Tidak pernah disiarkan di media mana pun dan dibuat hanya untuk blog ini. Kesamaan, karakter dengan cerita yang lain adalah kebetulan belaka.
Tokoh utama di televisi | Dok. RanaLino.ID |
Tokoh Utama Senang Bernyanyi
Sesungguhnya ingin dia merahasiakannya tetapi kini nyanyian tentangnya mulai semarak dinyanyikan orang-orang di tempatnya. Sebagian yang lain menyanyikan lagu nostalgia–ada cerita tentang itu, tetapi nanti. Kini lelaki itu bersedih tetapi tetap bernyanyi.
Seperti tokoh utama dalam sinetron yang menjalankan seluruh isi cerita, yang jika tokoh utamanya bersedih maka seluruh sinetron berisi tentang kesedihan. Lelaki yang senang bernyanyi itu adalah tokoh utama hari ini.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Alkisah, kakeknya adalah orang hebat.Tokoh yang berjuang merebut tanah yang kini jadi tempat mereka tinggal. Konon, tanah ini dikuasai jin dan demit. Siapa pun sebelum yang mencoba mengusir jin dan demit, hanya berakhir di dua tempat: mati berkalang tanah atau menjadi jin dan demit baru.
Kakek dari lelaki yang senang bernyanyi berhasil mengalahkan seluruh mitos itu. Mereka merdeka. Itu dulu ketika mereka adalah orang-orang rantau. Mereka tidak lagi jadi orang-orang rantau ketika setelahnya. Saat itu ayah dari lelaki yang senang bernyanyi itu yang menjadi tokoh utama yang kedua.
Di masa itulah, di waktu tokoh utama berganti kali pertama, orang-orang hidup dalam satu warna. Pembangunan di mana-mana, tetapi tak semua orang boleh bicara. Kalau toh bicara, segalanya harus diawali dengan: menurut petunjuk tokoh utama! Masa itu berlangsung lama.
Orang-orang bekerja saja. Kadang tak tahu untuk siapa. Perlahan namun pasti tokoh utama tidak saja disegani karena aksi, tetapi juga karena batas kekayaan umum telah dia lewati. Orang-orang terima saja.
Si anak tertawa dan di sela tawanya yang lugu dia bilang, “Bapak itu sudah tua. Kenapa dia tidak istirahat saja di rumah dan tidak usah jalan-jalan?” Anak kecil itu dihampiri, dimarahi, dipukuli di hadapan ibunya sendiri. Orang-orang marah. Tokoh utama beramai-ramai didatangi, dinasihati lalu dipaksa berhenti. Tokoh utama kedua tamat masa jabatannya.
Baca juga: Aku Ingin Mencintaimu dengan Benar
Saat itulah lelaki yang senang bernyanyi itu angkat bicara. Disebarkannya cerita tentang saudarinya sendiri, tentang dia dilukai, tentang ini dunia lelaki, tentang macam-macam lagi. Dia mulai bernyanyi. Sejak itulah dia disebut sebagai tokoh utama yang senang bernyanyi.
Mereka puas.Tokoh utama ini tidak gegabah. Senang berbagi cerita, terutama jika dia mulai merasa menderita. Cerita sedih selalu menarik untuk didengar, mungkin karena mereka selalu senang melihat ada yang jauh lebih susah dari hidup kita sendiri. Mereka prihatin.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Orang-orang mendengar nyanyiannya, lalu merasa kehilangan tokoh utama. Tokoh utama tak seharusnya hanya bernyanyi saja, pikir mereka. Hujan-hujan yang telah lama hanya dilihat tokoh utama dari balik jendela, terlalu banyak curahnya untuk ditampung parit-parit kecil di sekitar tempat mereka. Banjir melanda. Tetapi tokoh utama bergeming. Orang-orang kebingungan. Di saat ini tempat itu tampak seperti yang telah lama dilukiskan peribahasa sebagai: anak ayam kehilangan induk.
Ada nostalgia yang deras tentang dahulu tempat ini sebenarnya baik-baik saja, ketika pada setiap bencana, tokoh utama akan angkat bicara dan menunjuk jalan sebagai pelita dalam gulita. Ada rindu yang kuat hampir serempak untuk kembali ke masa dahulu. Lagu nostalgia mereka nyanyikan lirih.
“Hidup harus berjalan maju, No Volvere kata Gipsy King, tak ada jalan kembali,” kata mereka lagi mengutip penyanyi jaman dahulu. Sambil membantu orang-orang yang menjadi korban banjir, mereka berbagi cerita tentang diri mereka sendiri.
Begini dia menulis lirik lagu tentang kerinduannya itu: Hari yang indah berputar dalam hidupku, ku ingin juga berputar dan berjalan bersama teman-temanku. Lagu itu direkamnya dan diedarkannya sendiri.
Sebenarnya baik kalau saja lagunya bukan tentang dia. Didengarnya lagu itu mulai dinyanyikan orang-orang; tentang kisah hidupnya, yang sesungguhnya ingin dia rahasiakan sendiri. Dia prihatin. Dia ingin, ketika tak lagi menjadi tokoh utama dia hanya dikenang sebagai lelaki yang senang bernyanyi, bukan yang lain. (Selesai)