web series saeh go lino

Saeh Go Lino Ruteng Mulai Garap Web Series

Saeh Go Lino adalah satu dari sekian banyak komunitas muda di Ruteng. Mulai pekan ini, komunitas ini mengisi kanal youtube-nya dengan Web Series Baku Sayang. Apa itu?


9 Mei 2020

Saeh Go Lino sudah lama ada di Youtube. Tetapi isi kanal youtube kami itu hanya beberapa sejak pertama kali dibuat. Yang pertama adalah tayangan Flashmob Natal di Katedral Ruteng.

Beberapa konten berikutnya diunggah. Rata-rata adalah video-video dokumentasi. Hampir tak ada yang benar-benar sengaja dipersiapkan sebagai youtube content.

Kanal Saeh Go Lino itu jadi semakin menyedihkan sebab kegiatan-kegiatan komunitas yang ‘layak video’ juga tidak banyak. Aksi bersih-bersih kota, pungut sampah, dan beberapa lagi yang kami buat mungkin baik saja jika divideokan tetapi rasanya dia masuk di tipe ‘bukan yutub’. Bagusnya buat facebook atau instagram saja. Akibatnya? Tak ada konten baru di kanal itu sejak beberapa bulan terakhir–ketika video tarian Saeh Go Lino Ge diunggah. Hiks…

Ada juga konten baru. Ketika akhir November 2019 kemarin kami bikin Kalender untuk Bumi. Ya. Kami cetak kalender. Kuno sekali, bukan? Su tir banyak yang bikin kalender konvensional selain toko, bank, kantor, atau caleg. Padahal Saeh Go Lino tir termasuk di kategori itu. Tapi kami bikin karena merasa itu penting. Supaya orang sayang bumi karena kalender akan ada di dinding sepanjang tahun dan kampanyenya bisa dibaca setiap hari. Idenya unik. Kami bikin video behind the scene. Tapi kan dokumentasi juga to? Ada di sini !

Lalu, dibuatlah rencana. Banyak rencana. Tahun ini. 2020. Selain rencana pementasan dan jalan-jalan, ada juga pikiran untuk mulai serius menciptakan konten-konten youtube. Sampai corona datang dan semua rencana burai. Bagaimana mengumpulkannya? Dapatkah semua dirangkai lagi? Misalkan dapat, kapan akan bisa diwujudkan?

Maksudnya, setelah pandemi Covid-19 ini, akankah kami tetap bersemangat mewujudkan rencana-rencana itu atau justru sibuk menata diri dan ekonomi masing-masing yang terpuruknya minta ampun akibat wabah ini? Kami sedih. Corona berarti semua rencana tirakan bisa jalan. Saeh Go Lino terancam ‘tirada buat‘ tahun ini.

Kemudian, di tengah masa menyedihkan, yang menyebabkan kami #dirumahsaja, dibuatlah zoom meeting sekomunitas. Lipooz dan Luis Thomas Ire berhasil kami paksa gabung. Mereka berbagi soal proses kreatif mereka. Tentang pentingnya menjaga konsistensi. Tentang disiplin. Tentang tahan banting. Lalu tentang disiplin lagi. Sebab disiplin adalah sesuatu yang rasanya tidak ingin kami jumpai di sepanjang jalan kenangan. Paling tidak, begitulah yang kami akui bersama. “Kita susah di itu barang, Kae.” Itu barang berarti disiplin.

Siapa Lipooz dan Luis Thomas Ire? Keduanya adalah seniman, pekerja kreatif, orang-orang yang dengan senang hati mendukung teman-teman muda (macam saya ini) tumbuh di ‘dunia baru’: digital platform.

Baca juga: Lipooz dan MukaRakat dan Percakapan tentang Para Perantau Digital

Sakira, percakapan dengan dua musisi itu berhasil membangkitkan semangat. Semangat yang tidak datang tepat waktu. Kami bersemangat tetapi corona melarang perkumpulan. Bagaimana ini?

Sebagai akibatnya, kami harus baku kontak terus di WhatsApp. Apa pun caranya. Bahkan jika harus jadi fakir wi-fi sebab bukankah mayoritas kita adalah fakir pada masa-masa sekarang ini? Komunikasi harus tetap berjalan, Kak. Saeh Go Lino juga begitu. Hasilnya?

Ada #kampanyebaik di facebook Saeh Go Lino. Dimulai dari obrolan santai saja di WAG. Lalu beberapa pasukan mulai garap. Info soal kampanye baik disebar di facebook. Banyak teman yang ikut bergabung. Kami senang. Tetapi tetap saja, itu bukan produksi original. Kami hanya sekadar mengubah make-up challenge menjadi masker challenge. Dan mengandalkan beberapa kawan (dan kesaksian mereka) untuk jadi materi kampanye #cegahcovid19.

Hingga pada suatu sore yang sendu, Haris–yang kemudian jadi sutradara #bakusayang #thewebseries berkunjung. Obrolan meningkat. Dan saya menulis empat naskah sekali duduk. “Ini sudah. Kita harus garap ini,” saya bilang begitu setelah selesai menulis empat episode.

Pasukan Saeh Go Lino segera bergerak. Menentukan tim kerja. Adenk jadi pimpro. Djiboel jadi penanggung jawab. Membagi tugas, merancang timeline, dan episode pertama tayang akhir pekan kemarin. Ini adalah konten kedua yang secara sungguh-sungguh disiapkan untuk youtube (yang pertama adalah tentang persiapan natal di Ruteng yang sudah tayang beberapa tahun lalu.

Semoga akan konsisten. Karena tanpa itu barang, bagaimana kita akan mencatatkan nama di papan skor beberapa tahun kemudian?

Ketika menulis ini, jumlah subscriber di kanal youtube kami bertambah. Sesuatu yang sungguh menggembirakan. Juga sangat menantang. Di episode dua, apakah kami bisa hadir lebih baik lagi?

Baku Sayang, The Web Series adalah project pertama. More to come, kata para serdadu. Saya senang. Sambil berharap: ini jalan yang benar dan mempertemukan kami dengan semakin banyak orang baik.

Eh… dengar radio dulu yuks…

Salam dari Kedutul, Ruteng

Armin Bell

Ps: Dukung misi kami. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya.