Rana Bercerita Tentang Keinginannya Menjadi Pelukis, Dia Meraih Juara Pertama

Rana menjadi utusan sekolahnya dalam Lomba Bercerita Antar-TK se-Kabupaten Manggarai. Lomba tersebut digelar oleh PGTK STKIP St. Paulus Ruteng. Dia meraih juara pertama pada lomba tersebut.

rana bercerita tentang keinginannya menjadi pelukis
Usai Lomba Bercerita | Foto: Dok. Panitia

Rana Bercerita Tentang Keinginannya Menjadi Pelukis, Dia Meraih Juara Pertama

Perlombaan tersebut dilaksanakan di Aula Missio STKIP St. Paulus Ruteng pada hari Sabtu, 13 Mei 2017. Beberapa pekan sebelumnya, pihak sekolah menginformasikan keterlibatan Rana pada ajang memperingati Hari Pendidikan Nasional 2017 tersebut. Dalam informasi yang kami terima, Rana akan terlibat pada dua mata lomba, yakni: menari dan bercerita.

Kami tentu saja senang atas kepercayaan Suster-suster pengelola sekolah kepada Rana. Ini bukan kali pertama, tetapi kami selalu menikmati kesenangan atas peristiwa seperti itu. Maka kami, saya dan Mamanya bersemangat, membantunya berlatih dan memberi satu-dua masukan yang diterimanya dengan baik.

Menjadi peserta lomba sudah sering buat Rana. Kadang dia meraih prestasi yang baik, kadang mendapat hadiah hiburan, kadang tidak mendapat apa-apa. Tetapi kami selalu memeluknya ketika pulang seperti juga kami selalu memeluknya dan memberi semangat setiap akan mengikuti kegiatan.

Pada hari Sabtu itu, Rana mulai bersiap sejak pagi. Sejak malam bahkan. Dia tidur lebih awal. “Supaya besok bisa bangun lebih pagi dan siap-siap,” katanya.

Lomba digelar. Pertama, Lomba Menari. Rana bersama beberapa orang temannya menari dengan baik. Mereka menghafal formasi yang menurut saya cukup rumit untuk anak-anak TK. Saya dan Mamanya memberi apresiasi pada para suster yang telah mengajar mereka dengan sabar.

Baca juga: Paskah di Ruteng, Seorang Perempuan Memakai Gincu yang Lembut

Usai lomba menari, Rana ganti kostum. Dia menjadi peserta pertama pada Lomba Bercerita. Saya dan Istri ada di deretan penonton, memeluknya sebelum dia naik ke panggung dan bercerita di hadapan dewan juru dan para penonton semua. Dia bercerita dengan sangat baik, menguasai panggung, memproduksi vokal dengan tepat, dan berinteraksi dengan audiens.

BACA JUGA
Dakota Fanning dan Rueng Melawan Negara
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Saya terharu dan bangga. Istri saya merekam peristiwa itu, tetapi kemudian hasilnya menunjukkan bahwa Rana sering off camera karena sang perekam tidak berkonsentrasi pada kamera tetapi pada panggung, melihat live penampilan Rana. Begitulah…

Pada hari Senin, 15 Mei 2017, hasil lomba diumumkan. Rana meraih juara pertama, mendapat piala serta sejumlah hadiah lain. Kami senang sekali, memamerkan peristiwa itu kepada teman-teman sekaligus via media sosial; laku umum orang tua zaman sekarang.

Bagaimana Rana akhirnya meraih posisi pertama itu adalah sepenuhnya kewenangan juri. Tetapi sebagai orang tua, saya sungguh yakin bahwa setiap anak adalah juara di hati masing-masing Bapa-Mama.

Baca juga: Ajak Anak-anak Anda Membaca Agar Mereka Tidak Radikal

Berikut cerita Rana pada Lomba Bercerita tersebut.

Keluarga


Nama saya Rana Maria Bellarmin. Biasanya dipanggil Rana. Kata Bapa, Rana artinya danau.Mungkin saja Bapa mempunyai harapan agar di masa yang akan datang saya menjadi seorang anak yang selalu memancarkan keindahan seperti sebuah danau.

Pada hari ini saya ingin bercerita tentang keluarga kecil kami yang terdiri dari Bapa, mama, saya, dan adik. Bapa saya seorang pegawai kantoran. Mama saya seorang dokter gigi. Keluarga kami sangat sederhana dan bahagia, ditambah dengan kehadiran seorang adik yang sangat lucu.

Pada saat ini saya berusia 5 tahun dan saya bersekolah di TK Beata Maria Christina Brando yang dikelola oleh para suster. Pada suatu hari suster yang mengajar di sekolah bertanya kepada saya, “Jika besar nanti Rana ingin menjadi apa?” Dengan cepat saya menjawab, “Jika besar nanti saya ingin menjadi seorang pelukis. dan ketika saya sudah menjadi seorang pelukis saya akan melukis tentang banyak pemandangan indah di bumiku Manggarai.”

Sesampainya di rumah, saya bercerita kepada Bapa dan Mama tentang keinginan saya ini. Namun rupanya, Mama saya lebih suka jika saya menjadi seorang dokter gigi daripada seorang pelukis.

Tetapi Mama dan Bapa selalu mengatakan apa pun yang menjadi cita-cita saya, saya harus rajin belajar agar menjadi pintar. Dengan demikian apa pun yang menjadi cita-cita saya, pasti akan tercapai. 

Dalam kehidupan bersama keluarga di rumah, mmeskipun Bapa dan Mama mempunya banyak kesibukan dalam pekerjaan mereka selalu menyediakan waktu agar kami bisa berkumpul bersama. Kata Mama, walaupun kami sering ditemani oleh tanta di rumah, itu tidak berarti Mama dan Bapa tidak menyayangi kami. Tetapi Mama dan Bapa selalu ingin apa pun yang terbaik untuk kami. Oleh sebab itu, dari tempat ini saya ingin mengucapkan terima kasih atas pengorbanan dan kasih sayang dari Bapa dan Mama.

Sekian dan terima kasih.

BACA JUGA
Deeper in Reading Haruki Murakami's "Hard-Boiled Wonderland and The End of The World"

PS:
Cerita ini ditulis oleh Sr. Maribell, Wali Kelas Rana di TK Beata Maria Christina Brando, Ruteng. Cerita ditulis berdasarkan interaksi penulis cerita dengan Rana.

Bagikan ke:

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *