menjadi blogger tidak akan buat anda mendadak keren bagian kedua

Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren Bagian Kedua

Bagian kedua seri Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren ini membahas poin-poin lain tentang mengelola konten blog.


Ruteng, 1 Juni 2017

Judul tulisan ini barangkali agak mengganggu, terutama bagi mereka yang sedang menikmati bulan madu ngeblog; masa-masa dua atau tiga bulan pertama memiliki domain, baik pribadi maupun yang masih numpang titip di fasilitas blog gratisan seumpama blogger, wordpress, dan lain-lain.

Tetapi sesungguhnya judul adalah bagian yang penting sekali dipikirkan oleh seorang blogger (blogger) jika ingin tulisannya “masuk pasar”. Saran utama yang kerap disampaikan adalah tentang kewajiban membuat judul yang provokatif. Iya kah?

Perdebatan tentang bagaimana menentukan judul blog bisa sangat panjang, kadang tak berujung, apalagi jika melibatkan sejumlah pengamat di sebuah program televisi #halaaah. Pokoknya begitu. Berbagai survei menunjukkan bahwa banyak sekali netizen yang terpeleset membaca sebuah artikel karena termakan provokasi judul. Ckckckck… istilah apa ini termakan provokasi? Ah, sudahlah…

Bagi yang mulai berpikir bahwa saya mengada-ada dan tetap teguh kukuh berlapis baja berpendapat bahwa dirinya membaca sebuah artikel di internet karena merasa artikel itu penting dan perlu, saya cuma mau bilang, “Okay. Baiklah… Ehmmm.” Yakin bahwa belum pernah terpeleset karena judul?

Pokoknya begitu. Judul postingan ini penting sekali. Sepenting perasaanmu yang kau pendam bertahun-tahun sembari menabung keberanian mengungkapkannya. #apasih? Selain judul, ada banyak hal yang wajib menjadi perhatian seorang blogger. Beberapa di antaranya saya sajikan pada bagian kedua ini.

Baca juga: Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren Bagian Pertama

Tips Mengelola Konten Blog

Pertama: Topik yang khas!

Bagian ini sesungguhnya sudah dibahas pada bagian pertama tetapi saya menulisnya kembali dengan harapan bahwa kita menjadi sadar topik itu sungguh penting. Sepenting penutup kepala saat kau ada di bawah panas matahari. Itu topi. Ya. Mirip bukan? Topik, topi. Kopi kita? *smile.

BACA JUGA
Kota Ruteng dalam Koper

Pastikan bahwa blog yang ingin dikelola berisi topik yang khas. Misalnya hanya membahas tentang Ruteng, Manggarai. Atau tentang tips menulis surat cinta untuk Starla, atau tentang Blogger Ruteng. Pokoknya, harus khas. Tetapi itu tentu saja sulit. Sebagian besar blogger berkeinginan menulis tentang seluruh dunia. Tidak masalah. Asal bisa menjaga cara penyajiannya yang khas, blog kita pasti akan dikunjungi meski tidak sangat dirindukan.

Kedua: Sasar pembaca yang tepat!

Ini penting. Kepada siapa kita akan menulis? Untuk Starla atau untuk Vina Panduwinata. Halaaaah… Itu surat cinta kan? Tetapi begitu. Dengan mengetahui siapa-siapa saja pembaca yang disasar, kita menjadi tahu bagaimana merangkai tulisan yang tepat.

Misalkan sasaran kita adalah para orang tua, berhentilah menulis berulang-ulang tentang Starla. Mereka barangkali akan lebih mengerti tentang Vina Panduwinata. Astagaaa… ini tulisan apa sebenarnya? Tetapi begitu kira-kira. Kalau yang ingin kita layani adalah orang-orang dari Manggarai, tulislah lebih banyak di blog kita tentang Ruteng, budaya Manggarai, atau nama-nama kali di Manggarai. Itu tepat!

Baca juga: 10 Plus Satu Hal Paling Diingat tentang Ruteng

Ketiga: Judul yang unik itu baik!

Nah, akhirnya kita sampai di bagian ini. Judul. Lupakan soal kaidah judul pada cerpen atau karya jurnalistik, judul tulisan di blog jauh lebih bebas dan karenanya selamat menikmati kemerdekaan itu. Tetapi perhatikan ini baik-baik! Beberapa waktu terakhir, media-media arus-utama mulai menulis judul yang agak lebay. Jangan diikuti.

Betapa tidak percaya dirinya kita sebagai blogger kalau ikut-ikutan membuat judul seperti trib**news atau rim*news yang begitu itu. Please… kita tidak perlu se-desperado itu kan? Jaga martabat blog dengan membuat judul yang berwibawa tetapi tetap mampu memancing klik. Susah? Indeed! Ngeblog itu susah, Guys. Kalau gampang, berarti bukan ngeblog.

BACA JUGA
SpongeBob dan Patrick Membuat Kita Tertawa Bodoh

Keempat: Isi dengan tulisan yang berisi!

Cie cieee… isi dengan tulisan yang berisi. Maksud loe? Maksud gue, menjadi blogger itu tidak melulu menjadi pencipta judul yang baik. Judul yang baik sesungguhnya hanya pintu dan rumah tidak hanya pintu bukan? Ketika pintu dibuka, pastikan pengunjung mendapati isi rumah yang menyenangkan. Tak ada yang ingin seseorang hanya memuji pintu rumahnya bukan?

Dalam hal ini, isi blog yang berkualitas penting jika kita menghubungkannya dengan SEO, bounce rate, dan tetek-bengek lain. Kelak kalau sempat, bacalah beberapa tulisan tentang bounce rate dan bahayanya bagi posisi blog kita di mesin pencari.

Kelima: Pengunjung harus merasa disapa secara personal!

Ketika belajar menjadi penyiar radio, berkali-kali produser mengingatkan saya tentang talk to personal. Artinya, ketika mendengar sapaan saya di udara, seseorang harus merasa bahwa dialah yang sedang saya sapa. Di blog juga sebaiknya begitu. Para pembaca harus merasa tulisan yang kita unggah adalah untuk dirinya. Sapalah dia. Sentuhlah dia tepat di hatinya, biarkan dirinya melaaayanggg #eh. Bai de wei, sudah minum kopi hari ini? Jika belum, mungkin sekarang waktu yang tepat. Oooops… saya sedang menyapa, bukan?

Baca juga: Lipooz, dari Ruteng ke 16 Bar ke Hip Hop sampai Tuhan Suruh Berhenti

Keenam: Patuhi aturan penulisan yang baik dan benar!

Banyak sekali blog yang saya tinggalkan begitu saja karena pemiliknya dengan sewenang-wenang melanggar tata penulisan yang baik dan benar. Ini sering terjadi pada sesuatu yang sangat mendasar, seperti menulis “di” dengan tepat; sebagai kata depan atau sebagai awalan. Yang benar adalah di Ruteng, bukan diRuteng. Yang benar adalah dicintai, bukan di cintai, apalagi di cinta i, dan jangan sekali-kali menulis dicin tai. Dalam konteks ini, yang menyakitkan adalah ketika dikhianati aeeeeh….

BACA JUGA
Ruteng: Kota Sejuta Tenda Labu, dan "Sweet Potato" Kesukaan Kita dan Babi

Okay. Basa-basinya saya hentikan karena yang sesungguhnya mau saya bagi adalah: menjadi blogger juga berarti menjadi orang yang membantu orang lain mempelajari sesuatu dengan baik dan benar. Ambil posisi itu, mulailah dengan menulis secara baik dan benar. Hentikan alasan kuno seperti: “Yang penting maksudnya sampai.” Atau, “Toh, nanti ada editor.” Please, kawan! Berusahalah.

Ketujuh: Jangan berbohong!

Tulislah sesuatu yang benar. Berhenti menyebar hoax. Kalau masih tak mampu menahan keinginan menjadi penyebar hoax, silakan melamar ke situs-situs yang begitu itu, seumpama itulah.com atau pdspiyangan.com atau apalah. Seorang blogger jauh lebih keren dari keinginan menambah statistik dengan menyebarkan berita bohong. Blogger yang baik wajib membuat riset kecil untuk setiap tulisannya. Kurangi menulis curhatan pribadi karena sesungguhnya curhatan pribadi hanya cocok dipakai sebagai bahan belajar untuk menulis surat cinta buat Starla. Adooooh… Starla lagi. Maapken! Intinya, hindari membuang sampah di blog.

Baca juga: Seniman dari Manggarai

Well, masih sangat banyak hal yang seharusnya dibagi berkaitan dengan panduan mengelola konten blog ini. Saya (semoga dapat) akan menyambungnya di kesempatan lain dan untuk itu saya harus melakukan blogwalking. Yup! Blogwalking itu wajib hukumnya bagi seorang blogger. Jalan-jalan. Pesiar. Lako-lako. Lampa-lampa. Mlaku-mlaku. Ke blog orang lain. Belajar sesuatu dari sana. Coba lakukan ATM. Amati, Titu, Modifikasi! Tetapi ingat! Jangan copy-paste. Selain bahwa itu tidak sehat, tindakan copy-paste juga melanggar undan-undang. Kalau tidak percaya, silakan tanya para pengacara yang sedang senang-senangnya berkumpul di televisi itu.

Tentang blogwalking, sesungguhnya itulah yang sedang kawan-kawan lakukan di blog ranalino.co ini sekarang. Terima kasih telah menunaikan ibadah sebagai blogger itu.

Salam dari Kedutul, Ruteng

Armin Bell

Bagikan ke:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *