Kapan Merdeka Ini Selesai, Pertanyaan Romo Mangun dalam “Burung-burung Manyar”

Yang membuat saya menyukai kegiatan membaca adalah kesempatan menemukan pelajaran baru dari para penulis. Hal seperti itu rasanya selalu membebaskan. Karena itu, selain sebagai kegiatan belajar menulis, manfaat membaca adalah menambah perspektif. 

kapan meredeka ini selesai pertanyaan romo mangun dalam burung-burung manyar
Kapan Merdeka ini Selesai? | Foto: Kaka Ited, Ruteng

Kapan Merdeka Ini Selesai?

Ketika membaca novel Romo Mangun berjudul Burung-Burung Manyar, yang saya temukan adalah pelajaran tentang kemerdekaan sebagai sesuatu yang tidak selesai. Selalu ada niat untuk mendapat sesuatu yang lain setelah masa merdeka. Mungkin masa yang baru, era baru. Merdeka bukan titik final.
Kapan merdeka ini selesai? Kalimat itu saya ambil dari Novel Burung-Burung Manyar karya Y.B. Mangunwijawa yang lebih akrab disapa Romo Mangun, seorang novelis, kolumnis, arsitek dan tentu saja rohaniwan Katolik yang dikenal dengan hidup penuh sahaja dan kritis. 
Dalam novel itu, pertanyaan kapan merdeka ini selesai adalah ungkapan kegelisahan seorang petani ketika situasi bangsa tak kunjung membaik pasca Proklamasi Kemerdekaan di Pegangsaan Timur Jakarta 17 Agustus 1945. Romo Mangun menitipkan kegelisahaannya pada tokoh yang dia ciptakan dalam novel hebat bersetting masa pra dan pasca kemerdekaan. 
Masa itu pastilah sulit. Paling tidak itu yang terasa lewat cara bertutur Romo Mangun yang penuh anak kalimat namun renyah tak terkira. Ketika kemerdekaan tidak menjawab kebutuhan akan rasa aman, maka kapan merdeka ini selesai adalah pertanyaan yang harus dilontarkan.
Baca juga: Televisi 14 Inci
Wikipedia menulis, kemerdekaan adalah * (kata benda) saat di mana sebuah negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya; * (kata benda) saat di mana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain lagi. 
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
BACA JUGA
FF100K Karina - Kamar Sewa

Mari menerjemahkannya dengan bebas sebagai sebuah situasi manis ketika semua warga negara berhak atas kehidupan yang lebih baik tanpa diganggu oleh kepentingan pribadi lain yang mengorbankan bangsa secara keseluruhan. Ini terjemahan bebas tentu saja, tetapi tetap merujuk pada cita-cita kemerdekaan yang ideal. Lalu, bandingkan dengan situasi negeri ini saat ini. Merdekakah kita? 

Mengikuti kegelisahan Romo Mangun, pertanyaan yang sama sepertinya masih menarik untuk ditanyakan sampai saat ini, mungkin dalam versi yang berbeda atau tambahan anak kalimat seperti, kapan era reformasi ini berakhir? 
Situasi bangsa sedang sulit. Janji memberantas korupsi hanya pantas dikenang sebagai komoditi kampanye politik dan sarana pencitraan dan omong kosong banyak. Selebihnya, ideal kemerdekaan terasa jauh. 
Ketika elit sibuk berkelit menyelamatkan diri, kemerdekaan seperti tidak terurus, jangan banyak bermimpi soal kesejahteraan. Itu hanya–mengutip sebuah lagu Iwan Fals– milik Si Tuan Polan. 
Barangkali benar, kemerdekaan ternyata bukan zaman akhir. Seharusnya ada era setelah kemerdekaan, entah apapun namanya yang kelak akan mewujudkan semua cita-cita baik kemerdekaan.

Baca juga: Tarian Caci, Warisan Leluhur Manggarai

Marilah berharap lalu berbuat sesuatu agar merdeka ini segera selesai dan setelahnya kita bersama memberi nama atas masa baru itu. 


Jangan bertengkar saat ingin memberi masa itu nama, karena pertengkaran hanya boleh terjadi di masa merdeka. Masa setelahnya haruslah lebih bahagia. Ya… semoga merdeka ini segera selesai, dan jangan merepotkan diri dengan diskusi: apakah tulisan ini pantas dimasukkan ke dalam golongan: Refleksi Kemerdekaan

Salam 
Armin Bell
Ruteng Flores – Kamis, 8 September 2011
Bagikan ke:

2 Comments

  1. Mungkin, masalah utamanya adalah, makna kemerdekaan sangat individual. Yang menurut satu orang kemerdekaan, mungkin menurut orang lain bukan. Dan, yang membedakan satu definisi dengan definisi lain adalah: bentuk tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai akibat dari kemerdekaan itu.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *