cerita rana bulan di langit blog ranalino ruteng

Cerita Rana – Bulan di Langit

Ketika anak bercerita, orang tua akan lebih mudah mengetahui apa yang putra-putri mereka inginkan. Coba simak cerita Rana berjudul Bulan di Langit ini.


Artikel ini pertama kali disiarkan di Blog Ineame. Blog itu, yang semula ditujukan sebagai ruang bersama bagi siapa saja yang ingin berbagi tentang rumah, terpaksa dihapus karena mimpi tentang pengelolaan bersama ternyata agak sulit diwujudkan. Karenanya, beberapa tulisan dari Blog Ineame dipindahkan ke Blog Ranalino. Blog Ineame sendiri akan lebih sering hadir di youtube dan beberapa platform lainnya.

***

Bulan di Langit

Oleh: Rana Maria Bellarmin

Setiap kali aku keluar rumah pada malam hari, aku suka melihat bulan. Ada bulan sabit dan bulan purnama, juga bulan lain-lainnya. Cahaya bulan sungguh terang.

Kata Mama, bulan, kalau terlihat dari jauh berwarna putih. Tetapi kalau dilihat dari dekat berwarna kuning.

Hal yang lain yang aku suka tentang bulan adalah teman kecilnya yaitu bintang. Karena aku bisa melihat rasi bintang. Ada rasi bintang yang berbentuk layang-layang, ada rasi bintang yang berbentuk ikan.

Apakah kalian tahu? Ada satu bintang yang cahayanya sungguh terang. Bintang itu bernama bintang kejora.

Mungkin, bulan dan bintang melihat ke bumi dan bulan berkata: “Hei, Bintang. Bukankah indah melihat bumi dari atas sini?”

Lalu bintang berkata, “Betul, Bulan. Bayangkan saja kita adalah manusia. Bukankah akan menyenangkan?”

Tetapi bulan berkata, “Memang akan menyenangkan, tetapi kita harus bersyukur Tuhan menciptakan kita seperti ini.”

Bintang pun berkata, “Betul. Seharusnya aku bersyukur hidup damai seperti begini.”

Baca juga: Berkunjung ke Pulau Sumba, di Sumba Barat Bertemu Diana dari Sumba Timur

Hidupku damai sejak kecil. Aku banyak belajar tentang bulan dan bintang. Dari kecil sampai besar, aku menyukai bulan juga bintang. Karena mereka menerangi malam hari sehingga orang-orang bisa melihat dalam gelap.

BACA JUGA
Kapan Ayah Bahagia?

Jika aku besar, aku ingin menjadi seniman. Mungkin suatu hari aku akan melukis bulan dan bintang dengan gaya yang indah. Supaya terlihat nyata. Dan aku tidak akan menyerah sampai aku berhasil.

Ruteng, 27 September 2017 – Rana menjelang tujuh tahun ketika membuat cerita ini.

Bagikan ke:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *