Panduan pedekate terkini berdasarkan pengalaman para pendahulu bagian 1 ini, berisi 5 panduan pertama dari total #Inilah10PanduanPedekate untuk kita semua di dunia yang asyik ini.
Pedekate atau PDKT adalah singkatan dari pendekatan. Suatu usaha awal yang dilakukan oleh para pencari pasangan hidup: mendekatkan diri sembari membawa harapan bernama semoga dia suka padaku. Siapa pun yang ingin menawarkan pengertian baru untuk PDKT ini, hendaklah menghindari niat membuat kepanjangan baru bahkan jika itu terdengar keren, seperti: Pada Dirimu Kutemukan Tjintjah. Betul?
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, perkembangan teknologi dewasa ini–yang selama ini diagung-agungkan kehadirannya–ternyata tidak memudahkan segala hal. Pedekate adalah satu dari sekian banyak hal yang tidak lantas menjadi mudah karena teknologi informasi.
Menegaskan ulasan pada paragraf di atas, izinkan saya ini menyampaikan hasil penelusuran pada timeline facebook saya, sebagai berikut:
- Masih ditemukan ratusan pemilik akun berharap hujan turun malam Minggu;
- Setiap hari terdapat lebih dari lima puluh status yang berisi kisah-kisah tentang kesendirian, cukup banyak yang menyampaikannya dengan alay;
- Lagu Dewa 19 yang di dalamnya terdapat lirik baru kusadari cintaku bertepuk sebelah tangan adalah satu dari beberapa lagu yang sering dibagikan pada saat-saat tertentu seperti pada malam Minggu; jumlah share meningkat menjelang perayaan Valentine dan di kamar-kamar patah hati;
- Dan hal-hal senada lainnya.
Meski tidak dapat dipertanggungjawabkan secara akademik karena tidak memenuhi kaidah-kaidah penelitian sosial yang disarankan, data di atas menunjukkan bahwa kehadiran jaringan 4G, kemudahan video call, hadiah sms gratis, dan lain-lain tidak mengurangi jumlah keluhan (juga sindiran untuk) para jomblo. Juga tidak berdampak pada menurunnya angka hidup tanpa kekasih secara signifikan. Oh….
Btw, tahukah kalian bahwa kata yang tepat menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI V) untuk pria atau wanita yang belum memiliki pasangan hidup adalah jomlo? Ya, jomlo. Bukan jomblo. KBBI V versi daring menulis pengertian jomblo sebagai bentuk tidak baku dari jomlo. Pengertian jomlo berdasarkan KBBI V adalah 1. n gadis tua, dan 2. n cak pria atau wanita yang belum memiliki pasangan hidup. Demikian.
Tetapi sesungguhnya tulisan ini jauh dari niat norak seperti mengurangi angka para jomlo atau menambah indeks manusia bahagia di Indonesia. Tidak ada hubungan perbandingan antara kebahagiaan dan kejomloan. Keduanya ada di seberang yang berbeda. Siapa bilang yang jomlo tidak bahagia? Siapa juga yang bilang bahwa mereka bahagia? #eh
Artikel ini hanya usaha membagi tips, semacam panduan untuk siapa saja yang merasa kesulitan menemukan pasangan padahal sudah sangat bersemangat memiliki kekasih hati.
Baca juga: 10 Kutipan Inspiratif Lima Penulis Dunia (Plus Profil), Bagian 2
Kesadaran yang harus dibangun adalah: hidup tidak hanya cukup dengan modal semangat. Itu! Harus ada usaha. Berhenti berpikir bahwa Hamish Daud Willye mendapatkan Raisa dengan mudah. Dia pasti berjuang. Hasil perjuangannya berbuah Raisa, dan melahirkan ribuan lelaki patah hati di seantero Nusantara dan Malaysia #halaaah.
Nah, inilah lima dari sepuluh panduan pedekate dari ratusan usaha yang dapat dibuat dalam proses pedekate. Saya merangkumnya dari pengalaman para pendahulu (untuk tidak menyebut diri sendiri). Mengapa pengalaman para pendahulu itu penting? Karena tanpa mereka, tidak ada generasi kekinian. Para pendahulu telah merasakan asam garam kehidupan dan cirang hembet-nya dunia.
Pertama, Ucapkan Selamat Hari Kasih Sayang pada Tanggal 14 Januari
Dia akan bilang, “Tapi Valentine kan bulan depan. Kenapa ngucapinnya hari ini dan bukan pada 14 Februari?” Di titik itulah kau bermain. Katakan sesuatu seperti: “Apakah harus menunggu Februari untuk bisa bilang aku sayang kamu? Aku merasakannya hari ini dan selamanya dan ingin mengatakannya setiap hari.” Aseeeek!
Kedua, Jangan Mengajaknya Bergosip
Kadang selalu ada usaha aneh dalam memulai obrolan. Yang paling mudah dijangkau adalah ‘omong orang punya nama’. Itu keliru! Menghadirkan orang lain pada waktu berdua kalian, untuk apa? Biar terlihat bahwa wawasan kita luas? Preeet. Kalau mau dikenal sebagai yang berwawasan luas, kenapa tidak bicarakan tentang pengaruh penipuan First Travel pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
Tapi ingat, yang berwawasan terlalu luas tidak pernah disukai oleh orang yang baru sempat temui. Itu seperti intimidasi padahal tak seorang pun mau diintimidasi, iya to? Apalagi, cukup sering terjadi, orang yang ingin tampil sebagai “berwawasan luas”, jatuh-jatuhnya malah meninggalkan kesan “sok tahu”. Tidak ada yang suka pada orang yang sok tahu. Katakan saja kau tidak tahu apa-apa jika tema yang dia tawarkan berada di atas jangkauanmu. Kejujuran selalu lebih mulia daripada usaha terbata-bata untuk tampil keren tapi tak sampai.
Bahan obrolan terbaik adalah tentang cara terbaik membunuh sepi. Kalau dia tanya bagaimana caranya, jawab dengan cepat: “Memikirkanmu!” Itu.
Ketiga, Ganti Metode
Ini adalah strategi memancing rindu. Contoh: SMS dia dua kali sehari, pukul 10 pagi dan 10 malam. Lakukan secara disiplin selama 6 hari. Pada hari ketujuh, ubah jamnya ke pukul 12. Saat itulah dia punya waktu dua jam menanti. Apa yang dia lakukan selama dua jam itu? Ada beberapa pilihan, salah satunya adalah memikirkanmu. Seniiii.
Contoh lain, pakai baju berwarna sama setiap kali hendak menemuinya. Lakukan selama 6 kali pertemuan. Pada pertemuan ketujuh, ganti dengan warna yang lain. Kalau dia tidak terpesona, berarti kamu salah pilih warna. Saran: warna pengganti sebaiknya lebih cerah. Dia akan bilang, “Kamu beda hari ini.” Lalu kau jawab, “Kau selalu cantik setiap hari.” Jawab begitu saat kalian duduk berdekatan dan siapkan lenganmu menerima cubitan kecil. Enaaak!
Keempat, Hindari Interogasi
Basa-basi tentu saja penting. Tetapi jangan terlalu sering. Nanti malah garing. Lakukan seperlunya setelah itu beraksi. Jangan tanyakan sesuatu yang akan melahirkan jawaban pendek dan berharap jawaban itu akan membuatmu bisa menyusun pertanyaan selanjutnya.
Contoh:
Kau: Sudah makan?
Dia: Sudah.
Kau: Di mana?
Dia: Di rumah.
Kau: Dengan siapa? Semalam berbuat apa?
Please, Dude! Hentikan. Selain karena kau bukanlah Andika Kangen Band, pertanyaan-pertanyaan pendek malah membuat percakapan terdengar mirip interogasi. Kamu bukan petugas Siskamling. Ingat itu!
Lagipula, obrolan tidak harus diawali dengan pertanyaan, bukan? Kau bisa memulainya dengan santai tapi menyenangkan, seperti: “Saya selalu senang lihat kau pakai baju warna biru. Tapi sesungguhnya kau keren pakai warna apa saja.”
Pasti ada hening sejenak, momen dia sibuk menata hatinya yang dag dig dug derrr karena makan puji. Setelahnya kau bisa tanyakan hal lain seperti ‘sudah makan’ bla bla bla, dan segeralah berhenti sebelum kau sampai di bagian ‘dengan siapa, semalam berbuat apa’.
Kelima, Pilih Tema Obrolan Ringan
Bahwa kau suka buku dan sangat mengagumi Haruki Murakami, percayalah, membicarakan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Norwegian Wood pada saat pedekate itu sungguh tidak enak. Percakapan seperti unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita yang berasal dari dalam cerita itu sendiri dan jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut, adalah seberat-beratnya percakapan pada masa pedekate.
Obrolan ringan bisa dimulai dari percakapan tentang cuaca. “Ruteng dingin, ya?” “Iya.” “Bagus kalau usir pakai kopi panas, im.” Lalu dia tersenyum, beranjak ke dapur dan membuatkanmu segelas kopi. Note: KATAKAN ENAK! Bahwa kopinya terasa terlalu manis, katakan enak!
Akan saya ceritakan kisah kopi asin. Tentang seorang lelaki yang meminum kopi asin seumur hidupnya karena pada pertemuan pertama perempuan yang dia dekati tidak menyukainya dan dengan sengaja menggunakan garam sebagai pengganti gula. Lelaki itu bilang enak. Selanjutnya dia tidak berhenti, meski berulang kali kepadanya disuguhkan kopi asing. Dia selalu bilang enak. Hati perempuan itu luluh, mencintainya, menikahinya, dan menyajikan kopi asin kepada suaminya seumur hidup karena menduga lelaki itu benar-benar menyukai kopi asin.
Aiiih… itu cerita lain, tetapi pesan moralnya adalah: jatuh cinta adalah melihatmu sebagai benar dan aku mengangguk setuju. Sedaaaap. Mari kita lompat-lompat lalu salto sambil berteriak-teriak campione campione oe oe oeeee.
Baca juga: Tour de Flores, Perdebatan di Media Sosial dan Nasib Seekor Kambing
Nah, sampai di sini dulu bagian pertama ini. Karena saya telanjur menjanjikan #Inilah10PanduanPedekate, maka saya berutang lima panduan pedekate lagi pada postingan selanjutnya. Saya akan bertapa dulu sambil mengenang saat-saat saya melakukan pedekate dahulu ehm…!
Oh iya, apakah peringatan hari kemerdekaan Uganda berhubungan erat dengan proses pedekate? Bisakan jadi panduan pedekate kalian selanjutnya? Nantikan ulasan. (Bersambung)
Bagian selanjutnya: Panduan Pedekate Terkini Berdasarkan Pengalaman Para Pendahulu (5 Poin Terakhir).
–
30 Agustus 2017
Salam dari Kedutul, Ruteng
Armin Bell
Kerennn…Sungguh suguhan yang menarik.Baca artikel ini serasa ingin bernostalgia kembali. Ingat saat2 PDKT dulu…hhhhhh
Hahaha… pengalaman para pendahulu 😀