10 Kutipan Inspiratif Lima Penulis Dunia plus Profil, Bagian 2

Pada tulisan tentang 10 kutipan inspiratif lima penulis dunia bagian pertama, ada semacam bantahan dari Sommerset Maugham tentang aturan menulis. Menurutnya, tradisi (baca: aturan menulis) itu penunjuk arah saja. Bukan penjara.

kutipan inspiratif penulis dunia plus profil bagian 2
Ilustrasi untuk Kutipan Inspiratif Penulis Dunia | Foto: Dok. RanaLino.ID

Pada bagian kedua ini, beberapa penulis yang sedang populer saya tampilkan. Mereka adalah para penulis dunia dari generasi baru; orang-orang yang lahir antara tahun 40-an sampai awal 70-an, yang sampai saat ini masih produktif.

Siapa tidak kenal J.K. Rowling, Haruki Murakami, atau R.L. Stine? Kalau ada, mereka tidak pernah mengalami nikmatnya melakukan petualangan imajinasi. Apa itu petualangan imajinasi? Sa tir tau. Sa asal tulis saja. Toh, pendapat saya tidak sangat penting karena artikel ini akan berisi hal-hal tentang kutipan dari para penulis dunia yang (seharusnya) menginspirasi banyak orang.

Selain Rowling, Murakami, dan Stine, juga akan ada kutipan Stephenie Meyer dan John Irving. Mari kita kemon dengan nama terakhir itu.

John Irving, Penulis The World According to Grap

Nama kecilnya adalah John Wallace Blunt, Jr. Lahir pada tanggal 2 Maret 1942 kemudian dikenal dengan nama John Winslow Irving, well known as John Irving. Selain sebagai novelis, dia dikenal sebagai swreenwriter atau penulis naskah film.

Dia meraih sukses besar pada tahun 1978 melalui karyanya yang berjudul The World According to Garp (1978). Novelnya itu diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 1982 dan menjadi film kedua dalam karir akting Robin Williams. Filmnya jelek tapi novelnya keren.

Beberapa novelnya juga diadaptasi menjadi naskah film baik dengan judul yang sama maupun dengan judul yang diubah, misalnya film The Door in The Floor (2004) yang diadaptasi dari novelnya yang berjudul A Widow of One Year (1998). Karir kepenulisannya dimulai pada usia 26 tahun ketika dia meluncurkan novelnya yang pertama berjudul Setting Free The Bears (1968).

Baca juga: Gerson Poyk, dari Nostalgia Nusa Tenggara ke Mimpi tentang Desa Budaya

Bagi Irving, menulis adalah pekerjaan yang tidak pernah selesai. Karena itulah saya menampilkan kutipannya yang paling sesuai dengan siapa saja yang saat ini sedang merasa bahwa manuskrip yang dia hasilkan seperti harus selalu diperbaiki dan mulai putus asa karenanya. Irving once said, “Half my life is an act of revision.” See?

Irving yang pernah meraih academy award untuk best adapted screenplay saja bilang kalau separuh hidupnya hanya untuk melakukan perbaikan, lalu kau yang baru mau mulai jadi penulis sudah kelelahan karena naskahmu yang pertama seperti tidak pernah selesai? C’mon, Dude. Kau pu energi lebi baik dari itu, to?

Bai de wei, Irving juga pernah bilang begini e: The way you define yourself as a writer is that you write everytime you have a free minute. If you didn’t behave that way, you would never do anything. Jadi begitu. Ada waktu kosong? Menulislah. Kalo kau tir buat begitu, jan mimpi kau bisa tulis sesuatu. Deal?

R.L. Stine, Pengarang Serial Goosebumps

Nama lengkapnya adalah Robert Lawrence Stine, lebih dikenal dengan nama R. L. Stine. Dia adalah penulis fiksi horor paling dipuja oleh para pembaca muda. Disebut juga sebagai penulis paling laris–one of the most commercially succsesful novelist of the generation. Sampai beberapa waktu silam, bukunya telah berhasil terjual sebanyak lebih dari 400 juta copy. Ngeri to? Saya harus bilang bahwa suami dari Jane Waldhorn dan ayah dari Matt Stine ini jago e aeh.

Lahir di Columbus Ohio pada tanggal 8 Oktober 1943, Stine mulai menulis sejak 9 tahun. Sempat membuat majalah humor dan sejumlah komik, Stine mulai menulis cerita horor dalam bukunya Blind Date (1986)–sebuah novel remaja yang serentak menjadi best seller saat itu.

Kisah suksesnya berlanjut ketika bekerjasama dengan Parachute Press, R. L. Stine menerbitkan seri Goosebumps (1992). Saya adalah salah satu penggemar Goosebumps ini, seri horor yang kemudian diadaptasi menjadi serial televisi oleh Fox Network. Setelah Goosebumps, Stine meluncurkan “The Nightmare Room” (1999) dan pada tahun 2005 meluncurkan “Rotten School”.

Banyak penghargaan yang pernah dia dapatkan, salah satunya adalah anugerah Thriller Writers of America Silver Bullet Award. Karir kepenulisannya sendiri terhitung panjang sebelum dikenal sebagai thriller writers paling populer. Dia pernah menulis humor, membuat majalah, dan cerita dengan genre yang berbeda. Bagaimana bisa? Mungki karena dia bukan penggemar fanatik satu aliran.

R. L. Stine pernah bilang: “Read. Read. Read. Just don’t read one type of book. Read different books by various authors so that you develop different styles.” Tidak cukup sampai di situ, pada kesempatan lain, Stine bilang: “If you want to be a writer, don’t worry so much about writing. Read as much as you can. Read as many different writers as you can. Soak up the styles.”

Jadi ya, itu sudah. Kalau kampanye baca nasional tir terlalu mempan meningkatkan minat baca, barangkali kata-kata R. L. Stine ini bisa. Maksud saya, kalau R. L. Stine yang minta kita membaca, tentu saja itu lebih mudah dipercaya daripada kalau saya yang minta. Saya mah siapa, selain seorang pengelola taman baca di Ruteng yang buku-bukunya perlahan-lahan hilang dicuri.

BACA JUGA
Balada Jalan Salib Maria

Mending kalau buku yang dicuri itu dibaca. Kalau hanya untuk dipamerkan bahwa saya pernah mencuri, eh, maksudnya bahwa saya adalah penggemar buku, kan kasian skali to? Halaaah… kok malah curhat? Kita beralih ke penulis lain ya…

Haruki Murakami, Orang Jepang yang Berbau Barat

Haruki Murakami adalah novelis penting di Jepang dan masuk dalam jajaran penulis kenamaan dunia saat ini. Dia juga masuk dalam daftar sepuluh penulis yang paling saya suka. Oleh The Guardian, dia disebut sebagai salah seorang novelis terbaik dunia yang masih hidup. Hear the Wind Sing (1979), adalah novelnya yang pertama dan langsung mendapat penghargaan The Gunzo Shinjin Sho (Gunzo New Writer Award).

Hear the Wind Sing adalah dari The Trilogy of the Rat–dua seri berikutnya masing-masing berjudul Pinball 1973 (1980) dan A Wild Sheep Chase (1982). Emma Brockes dari theguardian.com dalam laporannya menulis, “Dia menulis dengan gaya intuitif, tanpa rencana. Novel terakhirnya lahir ketika dia sedang terjebak kemacetan di Tokyo.”

Baca juga: Soal Pengarang NTT dari Perspektif Sejarah dan Sosiologi Sastra

Haruki Murakami lahir di Kyoto, Jepang pada tanggal 12 Januari 1949. Dia tidak pernah menjadi penggemar besar sastra Jepang dan tumbuh di bawah pengaruh budaya Barat, sesuatu yang sempat membuatnya mendapat kritik keras di Jepang. Tetapi dia bertahan, seperti juga pernikahannya yang dia bangun di usia sangat muda yakni ketika Murakami berumur 21 tahun, dan istrinya berumur 20 tahun.

Sejak Hear the Wind Sing, sampai saat ini Haruki Murakami menerbitkan sangat banyak novel, di antaranya: Hard Boiled Wonderland and the End of the World (1985), Norwegian Wood (1987), Wind-up Bird Chronicle (1996), The Sputnik Sweetheart (1999), Kafka on the Shore (2002), 1Q84 (2001). 1Q84 adalah adalah novel sepanjang seribu halaman yang diterbitkan dalam 3 seri. Murakami menyelesaikan novel tersebut dalam waktu tiga tahun.

Tentang dirinya, Haruki Murakami mengatakan, “Saya tidak pernah berpikir bahwa saya adalah seorang seniman. Saya hanya seseorang yang bisa menulis.” Tentang menulis, dia bilang: “When I start to write, I don’t have any plan at all. I just wait for the story to come. I don’t choose what kind of story it is or what’s going to happen.” Dia tentu saja beruntung. Orang yang didatangi oleh cerita. Hanya saja tidak semua penulis ‘seberuntung’ Murakami.

Ada yang untuk mulai menulis, berbagai rancangan dan skema telah dia buat. Dengan modal disiplin, hal seperti itu juga menjadi dasar lahirnya para penulis hebat. Haruki Murakami barangkali menyadari itu–bahwa kedisplinan adalah modal terbesar untuk dapat berkarya dengan baik.

Karenanya dia mengatakan, “Concentration is one of the happiest things in my life.” Itu suda to? Konsentrasi, Bro. Mau cerita itu datang dari langit, atau cerita itu kau rancang sendiri, berkonsentrasilah. Kalau tidak? Coba cari kerjaan lain. Misalnya sebagai penjual baju seperti saya. Itu juga usaha yang halal. Ayo beli baju saya, halaaah.

J.K. Rowling, Pencuri Kacamata John Lennon

Pembaca generasi sekarang yang tidak mengenal J.K. Rowling barangkali hanya mampu bilang bahwa kacamata bulat itu milik John Lennon seorang. Mereka tidak tahu bahwa sekarang kacamata model begitu itu justru lebih dikenal sebagai kacamata Harry Potter. Ya, Rowling mencuri kacamata Lennon dan memberikannya pada Harry Potter. Tidak tahu apa hubungan J.K. Rowling dan Harry Potter? Tuhan e.

J.K. Rowling itu adalah penulis dunia terkenal asal Inggris yang namanya menjadi percakapan semesta setelah melahirkan seri Harry Potter yang luar biasa itu. Novel serialnya itu terjual lebih dari 400 juta eksemplar dan memenangkan banyak penghargaan. Buku-buku itu juga sudah diadaptasi ke layar lebar dan menjadi film-film blockbuster dunia.

Sebuah laporan menyebutkan, hanya dalam waktu lima tahun, melalui Harry Potter, J.K. Rowling mengubah hidupnya dari sengsara menjadi bergelimang harta. Tahun 2008 dia masuk dalam daftar the twelfth richest woman in the united kingdom. Tahun 2010 dia diberi gelar Most Influential Woman in Britain. Terkenal to?

Nama lengkapnya adalah Joanne Kathlee Rowling. Dia lahir di Yate, Gloucestershire, Inggris pada tanggal 31 Juli 1965. Memulai karir kepenulisannya pada usia yang sangat muda. Dia menulis cerpen yang dibacakannya untuk adik perempuannya yang bernama Dianne Rowling. Lalu bagaimana dia bisa melahirkan Harry Potter?

BACA JUGA
Naskah Drama Musikal "Ombeng" (Babak Satu)

Rowling bertemu ide tentang lelaki kecil berkacamata bulat itu pada tahun 1990 ketika dia sedang duduk empat jam lamanya di stasiun akibat penundaan keberangkatan kereta api dari Manchester ke London. Sederhana betul proses lahirnya itu buku besar to?

Baca juga: Di Ruteng Ada Petra Book Club

Saat itu dia tiba-tiba berpikir tentang seorang anak yang sekolah di sebuah sekolah sihir. Naaah… Mengerti su to, kenapa kereta api ke sekolahnya Harry Potter itu ada di balik tiang stasiun yang kokoh?

Seri Harry Potter yang pertama itu sesungguhnya berjudul Harry Potter and the Philosoper’s Stone. Harry Potter and the Sorcerer’s Stone yang kita kenal saat ini adalah buku yang sama dalam versi judul Amerika. Buku itu meledak tir tau diri. Lalu lahirlah seri-seri berikutnya termasuk Harry Potter dan Orang Bui dari Azakaban, yang jadi favorit saya itu. Sampai sekarang saya selalu melihat setiap penjara berhubungan dengan Harry Potter *smile.

Pokoknya begitu. J.K. Rowling itu penulis terkenal. Kalau ada yang tidak kenal maka dia bukan pembaca. Atau kalau dia pembaca, mungkin dia lebih tertarik ke kumpulan cerpen Perjalanan Mencari Ayam halaaah. Bai de wei, kini Rowling tinggal di Inggris, bersama suaminya Dr. Neil Murray dan tiga orang anak. Satu yang penting, J.K. Rowling telah membantu meningkatkan minat baca dunia. Kalau tidak percaya, ya sudah.

Kepada calon penulis muda–mereka yang sedang belajar menulis–dia bilang, “I always advice children who ask me for tips on being writer to read as much as they possibly can. Jane Austen gave a young friend the same advice, so I’m in a good company there.”

Jadi, baca dulu. Kalau merasa belum cukup banyak membaca, simpan dulu cita-cita menjadi penulis itu di rak piring, terus segera bikin rak buku, beli banyak buku, dan mulai baca. Baru cita-citamu yang kau simpan di rak piring tadi boleh kau ambil.

Dia juga bilang, “I just write what I wanted to write. I write what amuses me. It’s totally for myself.” Bikin diri senang dulu. Baru setelah itu kau boleh membayangkan suatu saat bukumu dilirik Joko Anwar atau Garin Nugroho, terus dijadikan film, terus kau dapat royalti. She writes for herself, remember? Now she is rich.

Stephenie Meyer, Pencipta Vampir Wajah Baru

Sama seperti J.K. Rowling, Stephenie Meyer adalah penulis dunia yang berpengaruh besar pada meningkatnya minat baca di dunia fana ini. IMHO, banyak orang yang mengenal novel pertama kali dan mulai membaca setelah Meyer menerbitkan novelnya yang pertama.

Suatu ketika saya ke toko buku. Di deretan display buku-buku paling laris, beberapa judul adalah milik Stephenie Meyer. Dia penulis paling laris. Tulisannya selalu tentang para vampir yang bikin histeris. Baru di zaman Stephenie Meyer rasanya orang-orang berlomba-lomba masuk dalam daftar tunggu ingin dihisap darahnya oleh vampir. Tentu saja bangsa vampir harus berterimakasih1000 pada Meyer.

Siapa pembaca muda yang tidak kenal “Twilight”, “New Moon”, “Eclipse” dan “Breaking Dawn” dan menikmati judul-judul itu hanya di film saja barangkali harus bersedih. Seperti umumnya film yang diadaptasi dari buku, banyak yang hilang. Kenikmatan yang diperoleh saat membaca buku, berkurang ketika kita nonton mereka di film bajakan #eh. Baca buku, ka em. Please skali.

Anyway, kita balik ke Stephenie Meyer. Dia lahir di Hartford, Connecticut pada tanggal 24 Desember 1973. Dia tamat SMA dari Chaparral High School di Phoenix, Arizona kemudian lulus kuliah dari Brigham Young University pada tahun 1997 sebagai Bachelor in Arts Degree in English. Kalau kalian menikah muda dan merasa pernikahan telah membuat kaki dan tangan kalian terikat, may be you should know that Stephenie Meyer menikah di usia 21 tahun.

Suaminya adalah teman masa kecilnya yag bernama Christian “Pancho”, yang juga berusia 21 tahun. Ada tiga anak dari pernikahan itu, Gabe, Seth, dan Elie. Stephenie memutuskan untuk tinggal di rumah, menjaga anak-anaknya dan menulis di sela kegiatan mulia itu. Hasilnya? Kini dia mandi kemewahan, ya popularitas, ya harta.

Tetapi bagi Meyer, yang paling hebat dari semua adalah cinta. Itu kira-kira alasan mengapa novel-novelnya berisi kisah-kisah cinta; dia membahas apa yang benar-benar membahagiakannya. Dia bilang, “I always write things that entertain me, and one of the things that I find really enjoyable to explore is the idea of love. I like looking at my own life and my friends and family and how love changes who you are. It fascinates me.”

Kalimat ini barangkali bukanlah kutipan yang sangat hebat. Tetapi bukankah kita tidak membutuhkan hal yang sangat hebat? Yang diperlukan adalah pengetahuan tentang apa yang sesungguhnya paling bisa bikin kita bahagia. Itu!

Kalau filsafat bikin kita bahagia, ya tulis buku filsafat. Kalau ngeblog bikin kita bahagia, ya, jadi blogger. Jangan tulis hal yang orang lain suka hanya karena itu tampak sangat populer. Orang lain bikin puisi, kita ramai-ramai bercita-cita menjadi penyair meski puisi mungkin tidak bikin kita bahagia. Mungkin segelas kopi Manggarai yang bikin kita bahagia, kenapa tidak tulis tentang kopi Manggarai itu?

BACA JUGA
Surat Gembala Prapaskah Paskah 2017 Uskup Ruteng Bagian 1

Tetapi jangan paksa diri juga e. “Writing isn’t like math; in math, two plus two always equals four no matter what your mood is like. With writing, the way you feel changes everything!” She said. Kita bisa saja berencana bahwa pertengahan tahun ini satu buku kita akan terbit. Kita bikin kalendernya dengan rapi.

Tapi menulis tidak sama dengan matematika, Bro. Dengan menulis, apa yang kita rasakan bisa mengubah segalanya, termasuk peluang bahwa buku kita terbit lebih cepat atau tidak pernah terbit sama sekali. Mari menulis saja.

Tahun 2005 “Twilight” diterbitkan–sebuah cerita tentang hubungan romantis antara seorang remaja putri bernama Bella Swan, dengan vampir muka pucat takut matahari bernama Edward Cullen. Empat bukunya yang kemudian lahir berdasarkan percintaan Bella dan Edward. Meyer memimpikan tokoh-tokohnya itu sejak lama, and she made it!

Dia juga mengumpulkan cerpennya ke dalam satu buku berjudul Prom Nights for Hell (2007). 2008 dia memulai novel sci-fi berjudul “The Host” yang langsung masuk dalam nomor satu di New York Times Best Seller list. Itu juga ada sekuelnya, berjudul “The Soul”. Ada juga novel setebal duaratus halaman “The Short Second Life of Bree Tanner.

Tapi ingat, dia menulis hal-hal yang she loves the most. Jadi sambil kalian berpikir tentang apa kira-kira yang sangat kalian sukai dalam hidup ini dan menyadari bahwa selama ini justru menulis hal-hal yang kira-kira disukai juri atau redaktur, saya tulis saja lagi daftar 10 kutipan dari lima penulis dunia yang dipilih ranalino.co kali ini:

  1. Half my life is an act of revisionJohn Irving.
  2. The way you define yourself as a writer is that you write everytime you have a free minute. If you didn’t behave that way, you would never do anythingJohn Irving.
  3. Read. Read. Read. Just don’t read one type of book. Read different books by various authors so that you develop different stylesR.L. Stine.
  4. If you want to be a writer, don’t worry so much about writing. Read as much as you can. Read as many different writers as you can. Soak up the stylesR.L. Stine.
  5. When I start to write, I don’t have any plan at all. I just wait for the story to come. I don’t choose what kind of story it is or what’s going to happenHaruki Murakami.
  6. Concentration is one of the happiest things in my lifeHaruki Murakami.
  7. I always advice children who ask me for tips on being writer to read as much as they possibly can. Jane Austen gave a young friend the same advice, so I’m in a good company thereJ.K. Rowling.
  8. I just write what I wanted to write. I write what amuses me. It’s totally for myself J.K. Rowling.
  9. I always write things that entertain me, and one of the things that I find really enjoyable to explore is the idea of love. I like looking at my own life and my friends and family and how love changes who you are. It fascinates meStephenie Meyer.
  10. Writing isn’t like math; in math, two plus two always equals four no matter what your mood is like. With writing, the way you feel changes everythingStephenie Meyer.

Nah, sudah cukup ya bagian kedua ini. Nanti kita akan bertemu di bagian-bagian selanjutnya. Terima kasih telah membaca artikel ini. Terima kasih karena telah membaca. Ya, terima kasih. Oh, iya. Artikel ini macam terlalu panjang im. Semoga di bagian selanjutnya bisa buat catatan yang lebih pendek. Pendek dan padat, halaaah.

Salam
Armin Bell
Ruteng, Flores

Catatan:

  • Tulisan ini bersumber pada beberapa artikel yang dimuat di theguardian.com, famousauthor.org, thoughtcatalog.com, taleofsuccess.com, dan ensiklopedia bebas wikipedia. 
  • Prosesnya sebagai berikut: cari artikel via google dengan kata kunci nama penulis, copy ke notepad, terjemahkan, lalu re-writing untuk ranalino.co. Panjang juga e aeh
  • Agar pekerjaan seperti ini dapat dilakukan dengan mudah, kerjakan teks anda di notepad. Percayalah!
Bagikan ke:

2 Comments

  1. Dalam waktu 5 tahun , Wow. Aku pernah baca tentang J.K rowling juga sengsara dan depresi juga, pada akhirnya membawa dia dalam gelimang harta dengan menulis. Inspirasi untuk tetap menulis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *