menjadi blogger tidak akan buat anda mendadak keren bagian pertama

Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren Bagian Pertama

Menjadi blogger tidak akan buat seseorang mendadak keren. Perlu perjuangan yang panjang, salah satunya adalah menghargai keputusan sendiri menjadi blogger.


Ruteng, 30 Mei 2017

Beberapa waktu yang lalu saya mendapat kesempatan berbagi tentng blog di kampus STKIP St. Paulus, Ruteng. Yang jadi kelompok sasaran adalah beberapa mahasiswa dari Program Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Saya tentu saja senang mendapat kesempatan sebaik itu.

STKIP Ruteng adalah salah satu kampus favorit di kota Ruteng, Kabupaten Manggarai. Dahulu bernama APK (Akademi Pendidikan Kateketik)–mencetak para katekis atau agen pastoral awam, kampus tersebut telah melewati perjalanan yang sangat panjang dan kini memiliki beberapa program studi. Program Studi Bahasa Indonesia menjadi salah satu prodi favorit.

Dunia teknologi informasi yang terus berkembang memberi semacam kesadaran bahwa menjadi blogger adalah hal yang penting untuk diketahui. Rasanya, saya dipilih sebagai orang yang berbagi, karena telah cukup lama menjadi pengutak-atik blog. Dari pengalaman yang cukup panjang itu, saya kemudian memutuskan untuk mengingatkan calon-calon blogger di kelas berbagi itu bahwa menjadi blogger tidak akan buat seseoang mendadak keren.

Mengapa penting mengingatkan hal seperti itu? Karena akhir-akhir ini, banyak yang merasa bahwa dengan mengelola sebuah blog, seseorang akan menjadi bagian yang keren dari perkembangan dunia teknologi informasi terkini. Tentu saja saya bisa salah dalam membuat asumsi ini, tetapi sebagai penjelasan singkat saya ingin sampaikan bahwa di masa-masa awal membuat blog, saya merasa telah menjadi lebih keren dari orang lain.

Ckckckck… Betapa sederhana ternyata alasan saya menjadi blogger. Untunglah dalam perjalanan, saya akhirnya mengerti bahwa menjadi blogger adalah keputusan yang tidak serta merta membuat saya mendadak keren.

Baca juga: Ahok! Tentang Mesianisme dan Bangsa Penyemai Rindu yang Menolak Saudaranya Sendiri

BACA JUGA
Jeff Goins: Penulis Tak Boleh Puas dengan Karyanya

Sesungguhnya menjadi blogger adalah pekerjaan yang penuh dengan tetek-bengek tanggung jawab, dan jika tidak dipatuhi maka kita hanya sedang numpang beken; barangkali seperti seseorang yang memiliki hampir semua akun media sosial tetapi hanya mampu merawat satu akun saja. Menyedihkan.

Oleh karenanya, saya senang mendapat kesempatan berbagi tentang mengelola blog ini di STKIP Ruteng. Pada kesempatan itu, saya menyiapkan sepuluh slide materi, sebagian besar tentang bagaimana sebaiknya merawat blog dari segi konten. Saya share materi tersebut di postingan ini sebagai usaha dokumentasi, sekaligus pengingat

Mengelola Blog: Membuat Konten yang Khas, Merebut Waktu Pembaca

Kata blog akhirnya termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V versi daring atau dalam jaringan. Kata konten juga terdapat di sana. Ini adalah sesuatu yang menyenangkan. Di kamus yang sama, kata blogger diserap menjadi bloger. Bagus sekali bukan?

Menurut KBBI, blog adalah catatan harian atau jurnal pribadi di internet yang dapat diakses oleh siapa saja. Sedangkan konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Maka untuk konten blog dapatlah dibuat pengertian: informasi yang disediakan dalam jurnal pribadi di internet yang dapat diakses oleh siapa saja.

Hingga saat ini masih banyak yang berdebat tentang manakah yang seharusnya menjadi prioritas seorang bloger/blogger; konten atau tampilan? Dua-duanya tentu saja sama pentingnya. Tetapi pada bagian ini saya lebih fokus berbagi tentang konten karena meyakini bahwa konten seharusnya selalu menjadi prioritas utama. Apakah gunanya tampilan blog yang ramah dan mudah diakses tetapi kontennya amburadul?

Hanya saja, berdasarkan pengalaman pribadi–dan sepertinya menjadi masalah yang melanda para blogger pemula, banyak waktu terbuang percuma karena para blogger terlampau sibuk menata tampilan blognya. Padahal dalam dunia pemasaran di internet, konsumen (pembaca, pemasang iklan, mesin pencari) lebih mengutamakan blog dengan konten yang baik daripada blog dengan desain yang baik tetapi kontennya buruk.

BACA JUGA
Public Speaking: Pengertian, Pelaku, Tujuan dan Alur

Berikut beberapa hal yang sebaiknya dilakukan sebelum menjadi blogger:

Merumuskan motivasi yang tepat

Dilarang menjadi bloger dengan alasan ‘supaya keren’. Tidak ada yang menjadi keren hanya karena memiliki atau mengelola sebuah blog. Yang benar adalah, seseorang menjadi keren karena blognya keren. Maka alasan yang tepat sebagai pengganti poin ini adalah: agar mampu memiliki blog yang keren.

Menentukan topik blog yang akan dikelola

Soal utama blogger pemula adalah keinginan menulis seluruh dunia di blognya. Tentu saja ini baik agar kita memiliki peluang yang terbuka dalam menulis atau mengomentari berbagai peristiwa aktual, tetapi akibatnya blog kita tidak akan menjadi khas. Blog sebaiknya memiliki topik yang khas. Misalnya: travelling, dunia kampus, kritik sosial, komentar bola, sastra, dan lain-lain. Tetapi tidak perlu khawatir. Kita tetap boleh menulis seluruh dunia sepanjang kita mampu menulis dengan gaya yang khas. Kekhasan tidak lagi pada topik tapi pada gaya penyajiannya; membutuhkan waktu belajar yang panjang.

Mengumpulkan ide tulisan atau tabungan ide

Ada jutaan bloger di dunia ini yang merasa telah menjadi seorang bloger hanya karena telah memiliki domain. Asal sudah punya www.namasaya.com, semua merasa telah menjadi blogger. Please, Dude! Menjadi blogger itu disertai kewajiban menulis/mengisinya secara reguler. Karenanya, blogger wajib memiliki banyak ide yang akan dituangkannya dalam blog. Buat tabungan ide. Sebelum membuat blog, seseorang sebaiknya telah memikirkan paling tidak sepuluh hal yang akan ditulisnya. Setelah selesai menulis dan mengunggah satu postingan, wajib memikirkan satu materi baru. Begitu! 

Mengisi blog secara teratur

Lupakan masalah desain blog, mulailah menulis. Khusus untuk yang terlampau bersemangat menulis, baik rasanya jika mengikuti saran ini: Kerjakan tulisan di notepad, jangan terburu-buru mengunggah tulisan ke blog. Setelah selesai menulis satu artikel, rendam saja karya itu terlebih dahulu, periksa dan periksa lagi, lakuan penyuntingan. Yakinkan diri Anda bahwa energi yang Anda miliki akan cukup untuk melaksanakan hal ini. Jika tidak? Pikirkan lagi niat Anda menjadi blogger.

BACA JUGA
Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren Bagian Kedelapan

Baca juga: Untuk Bahagia, Kita Hanya Butuh Orang Lain Menderita

Empat hal di atas adalah langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan sebelum menjadi seorang blogger. Jika telah cukup yakin bahwa hal-hal tersebut dapat dijalankan, maka langkah selanjutnya adalah membuat domain, membeli hosting jika dirasa perlu, dan selamat menempuh perjalanan sebagai seorang blogger.

Akan ada sangat banyak hal yang ditemui sepanjang perjalanan hebat ini. Jangan khawatir, jangan menyerah jika berhadapan dengan kesulitan. Ratusan blogger telah membuat berbagai tulisan tentang panduan mengelola konten blog, lakukan blogwalking, dan temukan jawaban atas setiap persoalan di tulisan-tulisan para bloger yang sudah lama wara-wiri di dunia keren ini.

Jangan jadi blogger kalau setiap hari hanya sibuk memeriksa statistik tulisan sendiri. Baca blog orang lain, belajar sesuatu dari sana, berhenti merasa keren hanya karena statistik menginformasikan bahwa jumlah pembaca tulisan Anda telah mencapai dua puluh atau tiga puluh orang. Bisa jadi sepuluh di antaranya adalah Anda sendiri, bukan? #Eh.

Saya sendiri akan menulis tentang panduan mengelola konten blog ini pada tulisan selanjutnya yang akan berjudul Menjadi Blogger Tidak Akan Buat Seseorang Mendadak Keren Bagian Kedua. Sampai jumpa dan terima kasih telah berkunjung hari ini.

Salam dari Kedutul, Ruteng

Armin Bell

Bagikan ke:

8 Comments

  1. maaf sebelumnya, seorang blogger haruskah menulis? bagaimana dengan blog yang berisi wallpaper, etc.. apa pemilik blog tersebut bukan seorang blogger? pada poin pertama disebutkan tidak ada blogger yang keren yang keren itu cuma blognya, terus yang mengelola blog itu ya bloggernya kan? blog itu menjadi keren karena seorang blogger nya keren… satu lagi, desain blog itu juga penting loh, supaya user friendly, mobile support juga… pemasangan meta tag SEO juga termasuk kegiatan penting jadi desain tampilan blog itu penting.. satu lagi mas, blog ini gak ada meta tag SEO nya.

  2. 1. Yup. Jika blognya khusus wallpaper, tetap harus ada caption.2. Seseorang menjadi keren karena blognya keren.3. Apakah gunanya tampilan blog yang ramah dan mudah diakses tetapi kontennya amburadul?4. Terima kasih soal meta tag. tabe

  3. Hmmm oke, menurut saya sih popularitas, rating, statistik, dan earning tinggi sekalipun tak kan membuat seseorang menjadi blogger yang keren.Blogger keren itu…. Kalo blognya dipenuhi oleh konten natural yang bermanfaat dan menarik bagi manusia, bukan robot/system.Saya sendiri menjadikan weblog sebagai media untuk mendokumentasikan pengetahuan, pengalaman dan pemikiran saya sendiri. Tentu dengan cara dan bahasa saya sendiri. Yaaa suka-suka aja sih.Oya sebagai penutup, harus saya katakan kalau ini adalah artikel yang keren.

  4. Terima kasih sudah mampir baca. Saya kutip bagian ini: “Saya sendiri menjadikan weblog sebagai media untuk mendokumentasikan pengetahuan, pengalaman dan pemikiran saya sendiri.” Persis itu yang saya bayangkan tentang blog yang baik. Sarana speak-up ketika media-media mainstream lebih sering terjebak pada “isu yang diciptakan” dan tidak banyak menjawab soal-soal kita. Happy blogging, MetalTrance.

  5. “seorang bloger wajib memiliki banyak ide yang akan dituangkannya dalam blog” Jadi teringat blog pribadi yang sudah lama tidak dikunjungi….

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *