antologi sastra litera 2018 monolog di penjara armin bell blogger ruteng

Portal Sastra Litera Terbitkan Antologi Sastra Litera 2018 “Monolog di Penjara”

Tahun ini, portal sastra litera.co.id menggelar Anugerah Sastra Litera 2018. Ini adalah tahun kedua ajang ini dilaksanakan setelah pada tahun 2017 kemarin.


Ruteng, 29 September 2018

Tahun 2017 silam, anugerah sastra tersebut melahirkan antologi berjudul Seutas Tali dan Segelas Anggur. Tahun ini, buku antologi karya para pemenang diberi judul Monolog di Penjara. Judul itu dipilih dari judul cerpen terbaik tahun 2018.

Anugerah ini diberikan kepada para penulis (penyair dan cerpenis) yang karyanya tayang di portal sastra litera.co.id pada rentang waktu Januari sampai Desember 2017. Acara penyerahannya dilaksanakan di Serpong, Tangerang Selatan, pada 27 Juli 2018. Karya-karya yang tayang sepanjang tahun 2017 telah dikurasi oleh Iwank Kurniawan, Mustafa Ismail dan Mahrus Prihany, telah terpilih sebanyak 20 puisi dan 14 cerpen.

Baca juga: Dari Tablo Kisah Sengsara hingga Anugerah Sastra Litera 2018

Indonesia Literacy Institute, berada di bawah Yayasan Master Kreativa Indonesia yang menaungi portal sastra Litera, mengumumkan bahwa pemberian penghargaan atau anugerah ini adalah sesuatu yang penting untuk menumbuhkan semangat dan merangsang kreativitas penulis-penulis muda.

Anugerah Sastra Litera 2018: Willy Ana Raih Puisi Terbaik, Armin Bell Raih Cerpen Terbaik

Willy Ana (37), penyair asal Bengkulu, meraih penghargaan Puisi Terbaik ”Anugerah Sastra Litera” 2018 lewat karya puisi ”Petuah Kampung”. Willy Ana mendapatkan trofi, sertifikat, buku dan sejumlah uang tunai yang diserahkan langsung oleh Pimpinan Litera.co.id, Ahmadun Yosi Herfanda.

Willy Ana lahir di Bengkulu Selatan, 29 September 1981. Ia adalah penyair produktif asal Bengkulu yang berdomisili di Jakarta. Buku puisinya adalah Aku Berhak Bahagia (2016), Tabot: Aku Bengkulu dan Petuah Kampung (2017). Baru-baru ini ia bersama kawan-kawannya sukses mengadakan Festival Sastra Bengkulu, pada 13-15 Juli 2018. Ia adalah penggagas sekaligus ketua panitia festival sastra bertaraf nasional itu.

Selain Willy Ana, ada pula sejumlah nama penyair dan cerpenis lainnya yang menjadi unggulan dalam acara tersebut seperti puisi “Kampung Kita” karya Setia Naka Andrian, “Ruang Belakang” karya Iman Sembada, “Mobil Tua yang Resah” karya Surya Gemilang.

Untuk kategori cerpen, penghargaan cerpen terbaik jatuh kepada cerpen berjudul “Monolog di Penjara” karya Armin Bell. Disusul oleh cerpen unggulan berjudul “Menjadi Burung Merpati” karya Muhammad Gotansyah, “Tetes Diorama Terakhir” karya Nufira S, dan “Mencari Marlin Lain yang Pernah Memakan Bunga” karya Fatah Anshori.

Pimpinan Redaksi Litera.co.di, Ahmadun Yosi Herfanda mengatakan, ini adalah agenda tahunan yang diselenggarakan pihaknya di bawah Yayasan Master Kreativa Indonesia bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation. Anugerah Sastra Litera 2018 telah melewati berbagai proses. Dari pengumpulan karya, hingga seleksi final untuk menentukan kelayakan setiap karya untuk mendapatkan Anugerah Sastra Litera 2018.

Baca juga: Pengalaman Membaca Buku Cerpen Perjalanan Mencari Ayam (Bagian 3)

Salah seorang kurator, Mustafa Ismail mengatakan, dari ratusan puisi dan puluhan cerpen yang diseleksi dengan kurator lainnya, pihaknya tidak banyak menemukan karya di bawah standar estetika sastra. “Meski seleksi Litera cukup longgar, namun karya-karya yang dimuat masih bisa tergolong bermutu,” jelasnya. Mustafa menambahkan, diskusi untuk menentukan penerima anugerah sempat alot sebab setiap kurator punya argumen masing-masing dalam mempertahankan nilai setiap karya yang telah diajukan.

Selain itu, dewan juri yang terdiri dari Iwan Kurniawan, Mustafa Ismail, dan Mahrus Prihany, juga memilih 20 puisi nomine dan 14 cerpen nomine. “Karya-karya pemenang, unggulan, dan nomine itu dibukukan dengan judul Monolog di Penjara. Puisi dan cerpen tersebut dipilih dari karya-karya yang ditayangkan di Portal Sastra Litera selama setahun (2017),” tutur Ahmadun.

Acara penyerahan anugerah diwarnai diskusi sastra bersama Rida K. Liamsi, Chavchay Syaifullah, dan Sihar Ramses Simatupang, dengan topik Sastra Politik dan Politik Sastra. Topik yang berkembang menarik itu akan dilanjutkan dengan seminar sastra. Sebelum diskusi, acara dimeriahkan musikalisasi oleh Adang dan kawan-kawan. (*)

Bahan bacaan:

  • http://www.litera.co.id/2018/07/26/portal-sastra-litera-co-id-akan-berikan-anugerah-sastra-2018/
  • http://www.litera.co.id/2018/07/28/willy-ana-penyir-bengkulu-raih-penghargaan-puisi-terbaik-anugerah-sastra-litera-2018/
  • https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/18/07/30/pcnsag374-armin-bell-dan-willy-ana-raih-penghargaan-sastra-litera-2018
Bagikan ke:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *