ruteng kota sejuta tenda labu dan sweet potato kesukaan kita dan babi

Ruteng: Kota Sejuta Tenda Labu, dan “Sweet Potato” Kesukaan Kita dan Babi

Lusia Klara Jehaun is back. Salah satu penulis paling orisinil kesayangan Ranalino.co ini, hadir lagi. Kali ini dia bicara tentang sayur-mayur. Tentang tenda labu.


Oleh: Ucique Jehaun

Empat tanaman yang sering ditemukan di kebun sekitar rumah orang Manggarai di Ruteng. Kamu pasti terkejut membaca nomor terakhir!

Labu Siam

Nama Latinnya:Β Sechium Edule,Β atau dalam bahasa Inggris disebut Chayote, sering juga disebut wule alias wusak lentengΒ oleh sepupu saya Goris, yang paling benci sayur labu–apalagi jika dimasak polos dengan gaya irisan kempol. Tetapi tanaman ini sepertinya a must bagi orang Manggarai yang berdiam di Ruteng, kota sejuta tenda labu ini.

Manfaat labu terutama labu hijau adalah sebagai sayuran. Bisa dipadukan dengan daun singkong atau kacang-kacangan. Tanpa disadari, labu kadang digunakan sebagai akal-akalan kaum ibu untuk menambah kuantitas sayur. Perpaduan irisan labu dengan perbandingan tiga biji labu dan segenggam sawi, meskipun licik namun berhasil pande gerak ranga di saat-saat terdesak.

Labu hijau juga manjur sebagai obat darah tinggi yang ampuh dan tanpa efek samping. Caranya: cari labu yang berwarna hijau tua, parut dan saring/peras airnya untuk diminum. Mudah, mujarab, dan gampang diperoleh. Bisa pake minta alias gratisan, hal yang jarang sekali terjadi karena hampir di semua kebun sekitar rumah orang Manggarai bisa ditemui tanaman merambat ini.

Selain buah, pucuk dan daun labu yang masih muda adalah sayuran hijau yang sehat dan enak. Bisa ditumis bersama labu itself, namun orang-orang juga suka memasaknya dengan mie instan. Eh, ada yang langsung membayangkan mie instan pucuk labu saat baca ini?Β 

Saat ini labu sudah dijajakan di pasar Ruteng, harga berkisar antara Rp. 1.000,- per biji atau Rp. 5.000,- untuk tiga biji saat musim kering. Jarang sih yang beli, tapi ada. Kalau di pasar Nduaria Ende Rp 5.000 sudah dapat 1 baskom besar.

BACA JUGA
Travelling Light dan Kekasih dalam Ransel

Saung Daeng a.k.a Daung Singkong a.k.a Ketela Pohon

Bagi saya, daun singkong adalah sayur terenak di dunia. Dua hari tak makan saung daeng, serasa ada yang kurang. Ketela pohon, atau singkong (manihot utilissima) adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat, dan daunnya sebagai sayuran.

Tanaman yang juga disebut ubi kayu ini berkembang biak dengan stek. Selain daunnya yang enak, apalagi jika dibuat lawar dan dimasak dengan kacang hijau, umbi tanaman ini juga salah satu makanan pokok orang Manggarai.Β Saung daeng kacang ijo. Menu ini terdengar aneh bagi teman-teman saya yang dari daerah Jawa. “Biasanya kacang hijau enaknya dibuat bubur!” Begitu komentar mereka.

Teko atau Keladi, dalam bahasa Inggris disebut Taro

Tanaman umbi-umbian ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak di lahan pekarangan di kota Ruteng. Bisa dikatakan tanaman bernama ilmiah Talas atau Colocasia ini adalah tanaman yang bisa memberikanmu efek love and hate relationship.Β  Kau akan mencintainya jika punya peliharaan babi dan menyukai umbinya yang enak saat dibuat nasi kaget. Namun jika tumbuh seenaknya di antara bunga-bungamu yang indah kau akan membencinya bersama dengan umbinya yang terasa gatal.

Saung Tete: Ubi Jalar/Ketela Rambat

Ubi jalar atau dalam bahasa Manggarai disebut tete manggarai adalah sejenis tanaman budidaya. Di beberapa tempat di Manggarai Timur disebutΒ tete tu’ung yang secara harafiah berarti ubi yang sesungguhnya. Sungguh-sungguh ubi? Begitulah.

Menurut Wikipedia, sweet potatoΒ ini diduga berasal dari benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah.

BACA JUGA
Menjadi Master of Ceremony atau MC yang Tidak Menyerap Jutaan Cahaya dan Selucunya Saja

Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.

Bernama ilmiah ipomoea batatas, ketela rambat adalah salah satu tanaman yang bisa ditumpangsarikan dengan saung daeng dengan banyak manfaat. Saya bilang saung tete ini tanaman 3 in 1. Umbi dan sayurnya sebagai bahan makanan. Selain umbinya yang enak, daunnya bisa dipakai sebagai bahan sayuran. Lah, yang ketiga apa ya?

Nah ini dia….!

Jika suka beternak babi, pasti paham. Saung tete yang subur dan berdaun lebat menjamin ketersediaan yang pakan yang cukup, bergizi dan kaya serat. Namun jarang sekali orang yang punya peliharaan babi mau mengkonsumsinya sebagai sayur. Sepertinya bukan karena geli, tapi karena memprioritaskan ternak daripada diri sendiri. Selain itu secara ekonomis, lebih murah kalau tidak mau bilang tanpa ongkos sama sekali.

Saya suka sayur ini jika ditumis dengan saun pepaya dan pucuk labu, dengan tambahan irisan cabe keriting. Untunglah saya belum punya ternak babi, jadi masih bisa tanpa beban menentukan nasib saung tete yang ada di kebun mama hanya sebagai sayur saja.

Jangan samakan saya dengan ternak karena kecintaan saya pada saung tete. Jelaslah masih ada bedanya: buat pakan babi disajikan mentah, yang buat manusia harus diolah selayaknya sayuran lainnya.

Cara konsumsinya harus panas-panas alias fresh from the wajan. Biar maksimal. Rasanya agak-agak licin seperti kangkung. Sangat baik bagi kesehatan pencernaan. Tiba-tiba saya jadi geli sendiri membayangkan tagline jika tanaman ini diiklankan: “Saung tete, Baik untuk Pencernaan Anda dan Babi Anda. Ikh..Β (*)

BACA JUGA
Illo Djeer, Musisi Asal Manggarai di Double Doors dan Panggung-Panggung Lain

Ucique Jehaun | Anggota Petra Book Club Ruteng. Pernah terlibat dalam pentas teater bersama Komunitas Saeh Go Lino Ruteng (2014), penyiar di RSPD Suara Manggarai (2011 – 2013), kini tinggal di Ngencung, Ruteng.Β 

Catatan:

  • Wusak lenteng (Manggarai): Wusak artinya lemak (daging) dan lenteng (kata sifat) artinya mengambang.
  • Kempol (Manggarai): Gaya/irisan bahan makanan dengan bentuk (mirip) kotak-kotak/dadu.
  • Pande gerak ranga (Manggarai): Pande = membuat, gerak = terang/bercahaya, ranga = wajah/muka. Pande gerak ranga adalah ungkapan yang berarti menutup malu, atau menyelamatkan situasi yang hampir kacau sehingga wajah kembali berseri dan tidak mendapat malu.
  • Nasi kaget: Umbi talas yang dikukus atau dimasak kemudian dihancurkan dan dicampur gula.

Ilustrasi dari gdm.id.

Bagikan ke:

12 Comments

  1. hahhaa…saya baca sambil senyum senyum e,Kae.karena memang betul itu empat tanaman ada di setiap rumah di ruteng.di kebun belakang rumah sudah ada semua, + kandang babi.dan mama biasanya tidak peduli dengan diap kesehatan,karena babi nomor satu.hahahaha…….

  2. Pak armin.. saya simak betul komen dite di atas tu.. kita semua berutang budi pada babi… berdasarkan pengalaman pribadi it's totally correct!! Buat ucik,Thanks for sharing this. Ini dia ni humor yg ilmiah ..semacam cak lontong begitu ka..saya tdk bosan baca e..

  3. Hahaha… Ini mengingatkan saya waktu SMA, setiap dua atau tiga malam sekali curi labu di belakang atau samping rumah warga… Puji Tuhan, suara teriakan babi menghapus jejak suara kaki saya di samping rumah dekat Kandang. AhahahhahaThanks Kaka Ucique dan Ranalinoid. Seperti biasa, Bob suka share. Ahahha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *