Balada Jalan Salib Maria adalah puisi yang saya saat menjalani masa Prapaskah 2011. Selamat menikmati!
Balada Jalan Salib Maria | Foto ilustrasi: Frans Joseph |
Balada Jalan Salib Maria
Puisi Armin Bell
Aku terluka dalam, bahkan saat kutahu, “Ini semua ada tujuannya.”
Kau sebut itu dalam jalan salibMu
Kala Golgota masih jauh dari titik kita
Inilah jalanMu, Via Dolorosa
Aku terluka sempurna, bahkan saat Veronica menyapu wajahMu berdarah
Cemeti yang berayun sungguh pada tubuhMu
Adalah hatiku yang teriris tercabik dan luka
Inilah aku, Mater Dolorosa
Oh…! Kutak bersamaMu di Getzemani
Saat takut kalah pada niat pasrah sebesar dunia
Dan minum dari piala yang bukan kehendakMu
Dan aku ibuMu anakku
Seperti tak kuat lagi menyimpan semua perkara ini dalam hati
Pedih semakin perih
Ketika kesadaran berhadap-hadap dengan kenyataan
Kataku dulu, “aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu”
KataMu, “tetapi janganlah terjadi menurut kehendakKu, terjadilah menurut kehendakMu”
Dan kita di sini, di jalan salib ini, Via Dolorosa
Dan aku di sini, meratapMu di kaki salib, Mater Dolorosa
Andai kupunya kuasa sebesar Pilatus
Takkan kuambil kain itu dari Claudia
Tak ada yang basah pada tanganku
Tapi
Inilah aku, Mater Dolorosa
MemangkuMu putraku tak bernyawa
Sebentar lagi malam tiba
Dan kita berpisah
Maka semampuku menahan luka ini
Hati yang teriris dan nyeri
Mengusap luka di dahiMu tertancap duri
Hanya Aku dan kau di pangkuku mati
P i e t a…
Ruteng, April 2011
PS: Puisi Balada Jalan Salib Maria dibuat setelah menyaksikan pentasan Tablo atau Jalan Salib Hidup OMK Katedral Larantuka tahun 2011 di Paroki Katedral Ruteng.