Bahasan kedua tentang “Apa itu Berita?” berisi informasi dasar tentang hal-hal apa saja yang seharusnya ada; unsur-unsur yang membangun sebuah berita. Masih merupakan bagian dari bahasan umum Jurnalistik Dasar.
Bagian ini juga akan membahas proses pembuatan berita atau news processing.
Jurnalistik Dasar: Berita (Bagian Kedua)
Unsur-unsur
Harold Lasswell dalam pencarian makna atau arti komunikasi mengemukakan paradigma yang dikenal luas berbunyi: Who says what in which channel to whom with what effect. Berangkat dari Paradigma Lasswell tersebut, dunia jurnalistik kemudian mengenal apa yang disebut 5W + 1H. Selanjutnya, 5W + 1H ini disebut sebagai unsur-unsur berita. Meski sebenarnya sudah sangat jelas apa itu 5W + 1H, namun sebagai pengingat saya tuliskan lagi unsur-unsur tersebut berikut ini:
- WHO: Siapa yang terlibat di dalamnya;
- WHAT: Apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa;
- WHERE: Di mana peristiwa itu berlangsung;
- WHY: Mengapa peristiwa itu ada;
- WHEN: Kapan terjadinya peristiwa yang diberitakan;
- HOW: Bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut.
Setiap wartawan atau jurnalis wajib mencari jawaban atas pertanyaan 5W + 1H tersebut sebagai bahan utama penulisan berita. Jika tidak maka berita tersebut tidak cukup kredibel karena menimbulkan pertanyaan. Berita harus tuntas.
Baca juga: Lima Kesalahan Penulisan Terpopuler di Media Massa Daring
Sumber
Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah kegiatan jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi. Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik dalam Luwi Iswara (2005: 67) menyampaikan beberapa hal berikut sebagai sumber berita atau cara seorang jurnalis mendapatkan bahan penulisan berita:
- Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
- Proses wawancara.
- Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
- Partisipasi dalam peristiwa.
Teknis Pembuatan
Teknis pembuatan berita terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi:
News Planning (Perencanaan Berita). Dalam tahap ini redaksi melakukan rapat proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan atau berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para reporter.
News Hunting (Pengumpulan Bahan Berita). Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data. Proses pengumpulan dilakukan melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara (cfr: sumber berita).
News Writing (Penulisan Naskah). Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah dengan mematuhi kaidah penulisan berita yang telah dibahas pada beberapa bagian sebelum tulisan ini (5W + 1H, Nilai Berita, Dll).
News Editing (Penyuntingan Naskah). Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
Catatan: Jurnalistik Dasar: Berita (Bagian Pertama) dapat dibaca di sini.
—
5 Oktober 2012
Salam dari Ruteng
Armin Bell
—
Gambar dari Geti.id.