Apa yang kau lakukan ketika Ayahmu tinggal di kampung susah sinyal dan kau tak sempat mengucapkan selamat di hari ulang tahunnya? Saya memilih membuat catatan ini. Itu!
![]() |
Guru Don |
Selamat Ulang Tahun Guru Don di Kampung Susah Sinyal
Guru Don menelepon. Saya sedang menghadap laptop kerja dan berkutat dengan pe-er yang deadline-nya bikin setengah mati; yang ini untuk dua hari ke depan, satu lagi untuk Sabtu, terus yang ini besok. Sepertinya akan ada juga untuk hari Kamis. Tiba-tiba saya ingin sekali pakai hestek/tagar seperti ini: #setengahmatisekalidisiniohtolonglah, tetapi tagar itu terlalu panjang dan akan jauh panggang dari api dengan cita-cita sebagai pencipta tagar yang mudah viral.
Lagipula, rasanya akan bisa saya kerjakan. Tetapi ini tanggal berapa? Cukagaram. Ini tanggal 9 Januari eeee. Guru Don berulang tahun. 71 tahun. Mamamia! Jadi ini sebenarnya maksud telepon itu tadi. Anak macam apa saya ini yang karena alasan sibuk terburu-buru menyelesaikan percakapan tanpa sempat mengingat bahwa dia menelepon di hari ulang tahunnya.
Pada titik ini kau sungguh berharap di tempat orang tuamu pensiun tidak susah sinyal. Tetapi mereka tinggal di Paurundang, Rego, Manggarai Barat. Sinyal bahkan tidak ada di regel atau di pohon mangga di samping rumah. Guru Don harus ‘ngo hale golo’ untuk bisa menelepon kami. Barangkali tadi dia sempat ke bukit itu dan sekarang sudah kembali ke rumah mereka.
Hanya dia dan istrinya di rumah itu. Muder Yuliana, Mama kami. Apa kabar mereka? Your destination number is out of coverage area. Kau tidak bisa bertanya ‘Why, Veronica?’ kepada perempuan yang kauduga bernama Veronica itu karena tugasnya telah selesai di bagian itu dan kau menatap layar ponselmu dengan sedih.
Bagaimana mengucapkan selamat ulang tahun kepada Guru Don hari ini? Lalu saya ingat Kevin, salah seorang peserta pelatihan aktor yang digelar Saeh Go Lino dan Koalisi Seni Indonesia beberapa bulan silam. Menjawab pertanyaan Abdi Karya tentang langkah-langkah awal agar bisa bermain dengan baik di sebuah pentas teater, Kevin bilang: “Berdoa!” A haaa… ini dia.
Meski jawaban Kevin sempat menimbulkan tawa yang riuh, tetapi dia sungguh benar. Paling tidak, hari ini, yang bisa saya lakuan adalah berdoa agar Guru Don semakin hebat di usianya yang baru. Standaaaar banget. Oh…
Mau bilang apa? Derita di tempat susah sinyal dimulai dari hal-hal sekecil itu. Kecil? WHAT? Itu besar, Bro. Lupa mengucapkan selamat ulang tahun pada orang tuamu itu hal besar. SINYAL KURANG AJAR!
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Tetapi betapa beruntungnya memiliki Ayah seperti Guru Don. Dia santai saja. Kadang juga lupa tanggal ulang tahunnya sendiri. Mungkin dia tidak sedang di rumah tetapi di kebun, mencari makanan babi.
“Kenapa sibu-sibuk piara babi?” Tanya saya suatu ketika.
“Terus kami bikin apa di masa pensiun begini? Ya, ngobrol dengan itu babi dorang to?” Jawabnya melucu tetapi juga bikin perih.
Mereka berdua saja di kampung. Kami, anak-anak dan cucu-cucu mereka tinggal di tempat yang berbeda-beda. Semoga babi-babi di kandang mereka sehat-sehat saja supaya Bapa-Mama tidak setengah mati. Hmmmm…
71 tahun. Usia yang hebat karena Guru Don masih sehat. Dia sap Bapa e. Bapa yang sepenuh-penuhnya Ayah, Guru, Teman, dan Kebaikan dalam satu paket. Saya mengulang menulis bagian berikut ini dari ucapan saya di facebook setahun silam.
“Terima kasih untuk selera humor terbaik yang pernah saya tahu. Saya belajar banyak, seperti: pondok peteng untuk potong pendek, metin kesik untuk mesin ketik, dan bas motor kempen untuk ban motor kempes.”
“Di atas segalanya, bersama Muder, Guru Don adalah yang pertama kali percaya dan membiarkan saya memilih melakukan apa saja, dan bangga sekali waktu saya bikin buku pertama. Buku kedua coming soon e, Donatus. Kalau baca nanti, mata tir perlu berkaca-kaca em. Biasa saja.”
Ma meeeen…. bahkan untuk ucapan ulang tahun saja saya copy paste. Anak macam apa ini? Untunglah Guru Don tidak terlampau peduli pada hal-hal begitu. “Asal kamu sudah jadi, saya senang. Tugas kami sebagai orang tua sudah selesai. Kita bersyukur untuk itu,” katanya setahun silam ketika bersama Muder mereka menggelar Misa Syukur untuk kami sekeluarga.
Dari Guru Don saya belajar banyak sekali hal. Termasuk menciptakan suara yang rendah ketika marah, atau memasukkan sedikit humor pada saat kesal. Suatu ketika, Guru Don batuk-batuk. Muder mengingatkannya untuk mengurangi rokok. Beliau sante. Tetapi dia ingat nasihat itu dan benar-benar mengurangi sangat jauh kebiasaannya merokok.
Giliran Muder batuk-batuk beberapa bulan kemudian. Muder lupa minum obat setelah makan. Guru Don bilang, “Neka do bail rongko ta (Jangan terlalu banyak rokok).” Kami semua terbahak-bahak. Muder tidak merokok tetapi dia batuk. Guru Don kadang sesantai itu.
Selamat ulang tahun e, Donatus. You are great and thank you. Ah, sayang sekali Anda tidak punya facebook. Kalau toh punya, sebelum Bro membaca catatan ini, kami semua pasti menderita daratinggi ketika mengajarkanmu cara menggunakan facebook. “Ai ka’eng nia ghe Imel ghitu (Memangnya Imel tinggal di mana)?” Tanyamu ketika saya bilang bahwa untuk bisa punya facebook seseorang harus punya e-mail. Lalu kau terkekeh. Bagaimana kami bisa marah?
Sebelumnya dia pernah bertanya “Nia main ghe Veronika ghoo (Dari mana si Veronika ini)?” Itu terjadi ketika sekian banyak telepon masuk ke kotak bernama Veronika. Aih…, Bro e.
Sekali lagi: Happy birthday, Dad!
Tabe
Armin
“Asal kamu sudah jadi, saya senang.” Such a great father! Tabe..
Terima kasih sudah mampir. Tabe.