Saya punya teman. Namanya Dar. Pemain bola yang hebat yang pernah bilang bahwa kakinya kenyang. Maksud dia tentu saja kejang, istilah yang kami kenal ketika kecil untuk situasi yang sekarang saya tahu sebagai kram otot.
![]() |
Ini Om Gabriel, bukan Om Rafael | Courtesy of Drama Musikal Ombeng |
Om Rafael Memarahi Dar
Bukan ikhwal bahasa.Om Rafael toh tak punya urusan dengan bahasa; siapakah yang harus sibuk dengan bahasa ketika dia benar-benar tak peduli apa beda komunikasi dan komplikasi? Maka alasan Om Rafael memarahi Dar bukan hal Bahasa Indonesia Dar yang tidak semestinya.
Om Rafael sekali lagi mengucapkan selamat karena saya terpilih jadi Ketua Kelas, lalu bertanya: “Dar, kemarin kau pilih siapa?” Dar bilang bahwa dia memilih saya. Saya sudah tahu. Om Rafael belum tahu. Ya, iyalah. Kan Om Rafael bukan anggota kelas kami, iya to? Lagipula kalau dia tahu, untuk apa pula dia bertanya? Haissss…
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Om Rafael bertanya lagi. “Alasan apa gerangan kau memilih Ananda Armin, wahai Ananda Dar?” Nah, ini dia. Saya tidak tahu alasan Dar. Om Rafael juga tidak. Helloooow… ya iyalah.
Baca juga: Bougenville Pada Sebuah Perjalanan
“Jangan pilih seseorang hanya karena kita tak suka dengan lawan orang itu. Dosa itu. Begitu! Kita harus mengenal siapa yang kita pilih. Kebaikannya. Bukan sebaliknya, mengenal lebih banyak tentang lawannya. Keburukan lawan. Murah sekali itu. Tiga lima ratus mungkin harganya,” kotbah Om Rafael. Saat itu kami tak paham, tetapi mengangguk saja seolah mengerti. Terutama saya.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Saya pikir saya sedikit lebih mengerti tentang itu sekarang, tetapi beruntung tak pernah ada di situasi minus malum. Setiap pemilihan, rasanya saya selalu punya alasan yang tepat untuk memilih karena semua calon tampak dengan jelas menampilkan diri mereka.
Hanya saja, pada saat-saat tertentu, seorang kandidat kadang menjadi lemah ketika tim suksesnya terlalu berapi-api. Benar bahwa api membakar semangat. Tetapi kalau apinya terlalu besar?
Di hutan traposia, Dar bertanya: “Armin, kau mengerti tadi waktu Om Rafael bilang mingun mangun itu ka?” Saya menggeleng. Saya bilang, “Mungkin Om Rafael itu temannya Romo Mangun yang menolong orang di Kali Code. #eh? Kami dua menjadi bingun *smile.