Om Rafael dan Pukul Mental

Ada sangat banyak cara memenangkan pertandingan. Yang utama tentu saja dengan persiapan yang matang baik fisik maupun mental. Pada beberapa situasi, anggaran diperlukan. Selebihnya? Berdoa. 

om rafael dan pukul mental
Ini foto pukul mental *LOL

Om Rafael dan Pukul Mental

Kalau semua cara di atas sudah ditempuh dan masih merasa kurang percaya diri, coba belajar teknik pukul mental. Pukul mental adalah sebutan kami untuk situasi seseorang diciutkan nyalinya oleh yang lain. Bisa dengan kata-kata, bisa dengan perbuatan, tetapi tidak bisa dengan pikiran. Ya, iyalaaah…
Om Rafael sedang membereskan kandang babi ketika saya mampir. Saya sudah sambut baru. Anjingnya Om Rafael sudah tidak ada. Itu kira-kira alasan Om Rafael menumpahkan perhatiannya pada babi. Atau bukan. Siapa peduli? Yang penting sekarang buat saya adalah menutup hidung karena aroma yang menyengat di sekitar kandang. 
“Armin, saya dengar kau jago bekelai?” 
Hae, Om Nafael nengar nari siawa itu merita?” tanya saya sengau karena tetap menutup hidung. Om Rafael melihat itu lalu mengajak kami ke lokasi aman. 
Sawa nengar nari kau punga neman,” kata Om Rafael sengau, padahal kami sudah di lokasi aman. Apa pasal? Ternyata saya kentut sodara dan Om Rafael merasa diserang.

Untunglah situasi itu tidak berlangsung lama. Angin senja yang merdu dan basah serentak menyegarkan suasana. Dialog berlanjut dalam situasi yang lebih merdeka. 

Terungkaplah cerita mengapa di luaran beredar kisah bahwa saya jago bekelai. Sesungguhnya, saya memang selalu menang sebelum pertarungan
Di Manggarai, ada satu babak sebelum dua anak terlibat perkelahian. Namanya ‘aba’. Pada babak ini seorang lain akan menepuk mulutnya sendiri dengan telapak tangannya sambil mengucapkan kata ‘aba’, lalu setelahnya menyodorkan tangannya itu kepada dua anak yang ‘direncanakan’ bertarung. 
Siapa menepuk tangan itu adalah dia yang siap bertarung. Kalau keduanya menepuk maka perkelahian terjadi tetapi kalau seseorang tidak, maka itu tanda dia kalah. 
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Pada bagian inilah saya selalu menang. Setiap kali di’aba’ saya selalu menepuk telapak itu dengan kekuatan penuh sebagai tanda kesiapan sungguh dan kepercayaan diri. Kalau sudah seperti itu, calon lawan akan keder, melipir sambil menahan tangis dan dikenang sebagai orang yang: Armin kasi kalah. Saya jumawa. Sekian kali selalu seperti itu, sampai tidak ada lagi yang berani melawan saya. Armin Raja Pertama

Om Rafael bilang saya jago ‘pukul mental’. Saya tidak tahu maksudnya sampai dia selesai berkisah tentang seorang temannya yang menjadi super hebat hanya karena ceritanya sendiri. Dalam kisah itu, teman Om Rafael mengarang cerita tentang bagaimana dia mengalahkan kaba lambar (kerbau liar) hanya dengan seutas tali.

Cerita itu berkembang luas dan menjadi dipercaya karena pada kenyataannya si teman memang punya banyak kerbau. Tidak ada saksi pada peristiwa dia menaklukkan kaba lambar, tetapi bahwa dia punya kerbau yang banyak adalah bukti tak terbantah. 

Maka demikianlah si teman itu dikenal sebagai penakluk yang hebat. Saking hebatnya, pada beberapa versi cerita, sarana yang digunakan bukan seutas tali tetapi benang jahit. Bayangkan. Hebat bukan? Bukaaaan! haissss?

Baca juga: Gerimis dan Hujan, Sekumpulan Puisi

Si teman lalu menjadi penguasa hanya karena modal cerita. Tanpa bukti. Juga tak ada yang berniat melakukan pembuktian atau berpikir kritis: Apa iya ada orang yang bisa menaklukkan kaba lambar dengan benang jahit? Pokoknya banyak orang percaya. Mirip iman Abraham saja hehehe. 

Lalu Om Rafael bilang: “Nanti kalau kau besar, kau akan banyak mengenal orang yang hanya hebat dalam cerita teman-temannya sendiri. Tugasmu adalah melakukan pembuktian dengan pertanyaan-pertanyaan kritis. Itu nanti. Sekarang ngau mulang nulu nge ngau munya rumah. Ngau munya merut nida meres. Ngentut nerus sanya nari nadi. Mau menul,” katanya sambil menutup hidung. 
Saya pamit pulang meninggalkan Om Rafael yang tampak lega menghirup udara senja yang mesra, terbebas dari kentut saya yang seperti bangkai baunya. Ada butir air pada tiupan angin senja itu. Di barat ada langit yang merona jingga dan berlubang. Sepotong telah diambil Seno Gumira untuk kekasihnya yang bernama Alina. 
Salam 
Armin Bell
Ruteng, Flores

Tanggapan Anda?

Scroll to Top