Di pentas politik, Om Rafael muncul sebagai orang yang bangga karena merasa dirinya non partisan. Dia senang berkomentar, berkomentar sembarang *lol.
![]() |
Ekspresi ketika mendengar Om Rafael ngotot *lol |
Om Rafael Bilang Motiwasi, Saya Protes
Dia hanya agak tidak senang dengan saya yang kerap membuat perbaikan atas beberapa kata yang maksudnya saya tangkap tetapi bunyinya lari jauh. Tentang ini, Om Rafael biasanya bilang: “Yang penting Nana bisa tangkis maksud saya to?” Nah, itu. Maksud dia tentu saja tangkap dan bukan tangkis. Adohaiiii…. Mati sudah!
Sampai di sini tiba-tiba ingat Dian Sastro: “Kulari ke hutan, kemudian teriakku…” Oh, Dian Sastro, jangan lari (lho?).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Baiklah. Ini tentang motivasi seseorang terjun dalam pentas politik. Untuk apa kira-kira? Untuk diri sendirikah? Untuk orang banyakkah? Atau bukan untuk apa-apa? Motivasi seseorang menjadi sangat penting. Jadi yang akan dibahas di sini adalah tentang motivasi yang benar.
Tentang motivasi yang benar, mungkin baik kalau yang kita pikirkan adalah bagaimana agar kita dipersepsikan baik dan bukan agar orang lain terlihat buruk atau tidak baek. Itu motiwasi, eh, maksudnya motivasi yang tidak baek. Mengapa tidak baek? Mungkin karena mirik taek? Hihihi. Bukan. Inilah yang mau saya bahas.
Baca juga: Saya Mama pada Film Cerita dari Lapak
Anjing milik Om Rafael dahulu pernah menggigit regot saya. Regot adalah bagian belakang lutut. Lutut adalah bagian di depan regot. Halaaah. Lutut adalah lutut. Masa situ ndak tau? Pokoknya itu. Anjing itu mengigit regot saja.
Terkait itu, dapatlah saya dengan bangga menceritakan bahwa anjing yang dulu merampas daging di regot saya itu, memutuskan melakukan perbuatan tercela itu (hehehe), setelah dia tahu bahwa saya akan melangkah. Bahwa dia berhasil menggigit saya, itu satu soal. Tetapi soal utama adalah, dia tetap ada di belakang saya pada peristiwa itu, iya toh?
Begitu, Om. Iya, keduanya berbeda. Seperti langit dan jamban, terutama dalam penerapan strategi dan pengelolaan emosi.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); |
Orang yang mau menang itu akan merancang strategi dengan manis dan cenderung percaya diri. Sebaliknya, orang yang mau ‘kasi kala orang lain’ (baca: apa saja asal lawan menderita) itu auranya lebih banyak negatifnya, sehingga caranya mungkin akan brutal. Itu tidak baek. Bisa dibenci, lho, Om (cieee, pake ‘lho’ skali saya eeee).
Lalu Om Rafael manggut-manggut. Mengambil batu dan hendak mengusir anjing yang berniat mengigit regot saya. Dilemparnya batu itu sekuat tenaga, terlampau kuat, melampaui anjing sasaran dan batu menyasar kaca jendela tetangga. Praaaang… Saya terbangun. Rupanya dialog tadi adalah mimpi. Saya terlampau ingat Om Rafael sepertinya. Mengingatnya di musim politik.
Saya selalu tersenyum saat membaca artikel ka Armin, lucu saja membacannya. Seperti motiwasi diatas mengingatkan pengalaman sy. percakapannya persis diatas. Sy juga satu blooger dari Ruteng, mungkin kita (blogger) bisa dibuat grup berawal dari grup facebook saja dulu. Karena setahu saya banyak juga blogger Ruteng yang tulisannya saya temui saat browsing. Terima kasih
Hehehehe… terimakasih sudah mampir. Tabe
Tentang ide membuat grup komunitas blogger asal Ruteng, baik kalau itu bisa diwujudkan e. Saya juga mengenal banyak blogger di Ruteng. Nanti coba dibahas lebih lanjut. Tabe